Ini Cara agar Terhindar dari Pemeriksaan PCR dengan Stik Daur Ulang

Jumat, 07 Mei 2021 | 07:01
kompas.com

Ilustrasi pemeriksaan PCR.

IDEAOnline-Terjadinya kasus oknum petugas kesehatan malakukan tes antigen dan PCR dengan alat tes daur ulang, tentu membuat banyak orang was-was, kalau-kalau itu juga akan terjadi pada diri kita.

Seperti diketahui, Business Manager PT Kimia Farma yang berkantor di Jalan RA Kartini, Medan, berinisial PC, sudah ditetapkan sebagai tersangka bersama empat orang pegawainya.

PC mengatakan, praktik daur ulang stik swab antigen yang digunakan di Bandara Internasional Kualanamu dilakukan sejak Desember 2020.

Merilis Kompas.com, Jumat (30/4/2021), Kapolda Sumut menyebutkan, dalam sehari ada 100-200 orang yang menjalani tes usap antigen untuk perjalanan udara.

Baca Juga: Jangan Lagi Tidur Tanpa Bantal, Dampak Buruknya Tak Main-main!

Baca Juga: Keakuratan Hasil Tes Covid-19 Dipengaruhi oleh Beberapa Faktor Ini

Saat konferensi pers di Mapolda Sumut, Rabu (29/4/2021) sore, Kapolda Sumut Irjen RZ Panca Putra Simanjuntak menjelaskan, para pelaku memproduksi dan mendaur ulang stik untuk swab antigen.

Stik ini dikumpulkan oleh para pelaku, kemudian dicuci kembali, dibersihkan dengan cara mereka sendiri, lalu dikemas ulang, dan digunakan oleh para pelaku untuk melakukan tes swab di Bandara Kualanamu.

Lantas, bagaimana cara mengidentifikasi alat swab baru?

Kompas.com
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/hp

Ilustrasi-PCR test di GSI Lab , Cilandak,(3/10/2020).

Salah satu hal yang pasti harus dilakukan adalah, masyarakat perlu memastikan bahwa alat swab yang akan digunakan, baik antigen maupun PCR, masih berada di dalam kemasan dan tesegel.

Kamu dapat meminta petugas swab untuk memperlihatkan bahwa alat swab masih baru di dalam kemasan dan saat dibuka pasien (orang yang akan diswab) melihatnya.

"Anda bisa mencurigai jika tidak melihat alat swab dibuka dari tempatnya di depan Anda," kata dr Hadian Widyatmojo, Sp.PK, Ahli Patologi Klinik Laboratorium Primaya Hospital Karawang.

Semua alat swab yang sudah digunakan tidak dapat kembali.

Baca Juga: Keluarganya Masuk Jajaran Orang Terkaya di Kalimantan, Siapa Sangka Ini Sudut Favorit Olla Ramlan untuk Eksis, Berhiaskan Lampu Gantung!

Baca Juga: PCR Dianggap Golden Standar untuk Deteksi Virus SARS-CoV-2, Apa Bedanya dengan Rapid Test?

Sebab, alat swab merupakan alat sekali pakai dan harus dibuang setelah digunakan.

Jika alat swab bekas digunakan, ini akan sanagt berisiko pada kesehatan dan penyebaran infeksi virus Covid-19 kepada pasien lainnya.

Inilah kenapa sebagai pasien atau pengguna swab, kita harus benar-benar memastikan bahwa alat swab masih baru.

"Pastikan alat swab tersebut masih baru dan perhatikan perlekatan kemasannya harus dalam keadaan sempurna seperti dari pabrik (bukan memakai lem atau double tape)," ujar dr. Selvi Josten, Sp.PK, Dokter Spesialis Patologi Klinik Primaya Hospital Makassar.

kompas.com
shutterstock

Ilustrasi pemeriksaan PCR.

Selain alat swab masih tersegel di dalam kemasan, cara lain untuk mengidentifikasi apakah alat swab tersebut baru juga bisa menggunakan cara ini.

  • Permukaan swab stik berwarna putih bersih
  • Permukaan swab stik mulus atau tidak bergerigi
  • Alat swab tidak beraroma
  • Ketahui tanggal kadaluarsa
Dokter Hadian mengatakan, selama pengambilanya betul dan aman serta menggunakan alat yang direkomendasi dan memiliki izin edar, maka hasil pemeriksaan swab tersebut bisa dipertanggungjawabkan.

Masyarakat bisa menanyakan izin edar tersebut pada fasilitas kesehatan (faskes) terkait merek atau tanggal kadaluarsa alat yang digunakan.

Baca Juga: Santer Diisukan Menikah Setinggan hingga Hanya Bisa Pertahankan Pernikahan Seumur Jagung, Ternyata Artis Ini Punya Rumah Mewah dengan Akuarium Besar

Baca Juga: Mutasi Virus Pemicu Tsunami Covid-19 di India Tak Terdeteksi PCR? Ini kata Ahli

“Kadarluasa alat swab antar merek pun berbeda beda. Umumnya sebuah alat swab bisa bertahan bertahun-tahun dari masa produksinya,” ujar dr. Hadian.

Selama pemeriksaan swab antigen atau PCR dilakukan oleh petugas yang telah terlatih, maka hasil pemeriksaan dapat dipertanggungjawabkan karena para petugas telah memiliki sertifikat pelatihan.

Keakuratan hasil dapat diperoleh dari laboratorium yang terstandarisasi serta didukung oleh tenaga terampil dan terlatih.

Kompas.com
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/hp

Ilustrasi-PCR test di GSI Lab , Cilandak,(3/10/2020).

Disamping itu, terdapat Dokter Spesialis Patologi Klinik sebagai penanggung jawab hasil pemeriksaan swab, baik antigen maupun PCR.

“Penggunaan alat swab harus dilakukan oleh tenaga terlatih dari laboratorium yang terstandar. Terdapat teknik dan perlakuan khusus mulai saat persiapan, pemeriksaan, hingga pengelolaan limbah infeksius,” ujar dr. Selvi.

Penggunaan alat swab yang tepat yaitu dengan cara memasukkan ke rongga hidung sampai batas nasopharings, ke rongga mulut sampai batas oropharings, lalu diusap bolak balik dengan stik swab.

“Penggunaan alat swab yang tidak tepat dapat menimbulkan komplikasi berbahaya termasuk perdarahan hidung,” ujar dr. Hadian.

Sebagai catatan, masyarakat umum tidak diperkenankan untuk membeli alat swab sendiri karena penggunaan alat swab harus dilakukan dan dalam pengawasan tenaga medis ahli. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kasus Rapid Test Bekas Kualanamu, Begini Cara Mengenali Alat Swab Baru

#BerbagiIDEA

Editor : Maulina Kadiranti

Sumber : kompas

Baca Lainnya