Tips Memilih Jenis Pemanas Air, Bertenaga Listrik, Gas, atau Matahari?

Rabu, 02 Juni 2021 | 14:30
dok. Electrolux

Pemanas air dengan tangki penyimpanan.

IDEAonline-Penggunaan water heater atau pemanas air di masa pandemi Covid-19 menjadi salah satu solusi bagi sebagian masyarakat.

Baca Juga: Jangan Lagi Timbun Makanan di Kulkas, Siapa Sangka Kebiasaan Buruk Ini Berdampak Tak Main-main!

Baca Juga: Mandi Air Hangat Penting Buat Kesehatan, Biar Aman Lakukan Ini!

Bagi yang harus berkegiatan di luar rumah hingga malam, tuntutan untuk tetap mandi meski sudah larut ketika sampai di rumah, membuat mereka membutuhkan kehadiran pemanas air atau water heater.

Namun di saat yang sama, tuntutan untuk tetap berhemat dalam pekaian energi juga harus jalan bersamaan.

Saat ingin memutuskan mengguankan pemanas air, ada beberapa hal menjadi pertimbangan.

Ada 3 jenis pemanas air yang paling dikenal di pasaran saat ini, yaitu pemanas air tenaga listrik, tenaga gas, dan tenaga matahari. Mana yang sebaiknya dipilih?

Tiap jenis pemanas air ada kelebihan kekurangannya baik dari sisi biaya, perawatan, dan biaya operasional.

Pemanas air listrik

Dalam pemilihan, sebaiknya kamu melihat kebutuhan dan kondisi keuangan keluarga terlebih dulu.

Baca Juga: Pemanas Air Masa Kini Makin Hemat Saja, Rp200 Sekali Mandi dan Instalasinya Praktis, Percaya?

Baca Juga: Tips Aman Memasang Pemanas Air Gas, Tekanan Air Pengaruhi Kinerjanya

Berikut ini IdeaOnline rangkum kelebihan dan kekurangan masing-masing jenis pemanas air. Cek yuk Idea Lovers.Pemanas air dengan listrik

  • (+) Instalasi mudah, Cukup menarik jaringan listik dan menempatkan stop kontak di sisi pemanas air.
  • (+) Harga cukup terjangkau. Mulai dari Rp 2 juta-an.
  • (-) Daya listrik yang dibutuhkan relatif besar sesuai kapasitas dan jenis tangki simpan. Daya listrik yang dibutuhkan berkisar 1000 watt hingga 2000 watt.
  • (-) Ada pula produk yang menawarkan konsumsi listrik yang lebih hemat, kurang dari 500 watt namun proses pemanasan lebih lama. Semakin kecil daya, semakin lama proses pemanasan air. ’
  • (-) Jenis pemanas yang menyatu dengan tangki simpan akan banyak menyita tempat dalam kamar mandi.

Ilustrasi pemanas air gas.

Pemanas Air dengan Gas

Baca Juga: Dulu Sering Muncul TV dengan Beberapa Program Masak hingga Bisa Bangun Rumah Mewah, Sekarang Artis Ini Banting Stir Jualan Kue

Baca Juga: Pernah Tidur di Emperan Toko Hingga Sekarang Bisa Bangun Villa Mewah, Siapa Sangka Thomas Djorgi Miliki Masa Kelam Sebelum Sukses

  • (+) Instalasi mudah, karena cukup menghubungkan jaringan. air ke mesin pemanas.
  • (+) Proses pemanasan lebih cepat.
  • (+) Harga terjangkau. Mulai dari Rp 1,5 juta-an (tidak termasuk tabung gas).
  • (-) Ada biaya operasional rutin untuk mengisi ulang tabung gas yang habis terpakai.
  • (-) Proses pemasangan sambungan harus rapi dan teliti untuk meminimalkan potensi kebocoran.
  • (-) Membutuhkan sirkulasi udara yang baik dalam kamar mandi untuk mengurangi bahaya akibat gas bocor.

Ilustrasi pemanas air bertenaga matahari.

Pemanas Air dengan Panas Matahari

Baca Juga: Jangan Lagi Timbun Makanan di Kulkas, Siapa Sangka Kebiasaan Buruk Ini Berdampak Tak Main-main!

Baca Juga: Mau Pakai Panel Surya Biar Hemat, Mesti Siap Risikonya Juga, Cek Yuk!

  • (+) Murah dalam proses pemakaian karena tak mebutuhkan daya listrik. Sumber energi tak terbatas karena memanfaatkan sinar matahari.
  • (+) Minim biaya operasional bulanan. Hanya butuh biaya perawatan berkala tiap 6 bulan untuk menjaga kinerja pemanas tetap optimal.
  • (+) Harga relatif mahal karena mencapai belasan juta rupiah. Namun biaya awal menjadi investasi karena setelah beberapa tahun, total biaya yang dikeluarkan tak lebih tinggi dari pemanas jenis lain.
  • (-) Membutuhkan tenaga pemasang khusus untuk memasang dan mengintalasi saluran pipa.
  • (-) Atap harus kokoh menahan beban tangki dan alat pemanas.
  • (-) Saat musim hujan, pemanasan air kurang optimal.

#Rumahminimalis #Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork #Rumahtropis

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya