IDEAOnline-Salah satu cara mengurangi pemanasan global yang sedang populer saat ini adalah pembuatan “green building”.
Meski sudah cukup ;ama didengungkan, namun pembangunan green building dirasa harus terus diupayakan karena ternyata bangunan memberi andil cukup besar terhadap pemanasan global.
USGBC (United State Green Buliding Council) menyebutkan, bangunan menghabiskan 65% dari total listrik yang digunakan di seluruh negara Amerika Serikat, menyumbang 30% gas rumah kaca, menghasilkan 30% sampah (yang berarti menghasilkan 30% gas metan), dan menggunakan 12% dari keseluruhan total air.
Jika bangunan menggunakan prinsip green building, otomatis angka-angka tersebut bisa dikurangi.
Survei USGBC membuktikan, bangunan yang menggunakan prinsip green building mampu menurunkan penggunaan energi hingga 30%, mengurangi pemakaian air hingga 50% dan mengurangi sampah hingga 90%.
Selain berdampak positif terhadap iklim dunia, pengurangan energi dan air serta sampah mampu memberikan keuntungan finansial bagi pengelolla bangunan.
Baca Juga: Desain Biofilik jadi Tren Kebutuhan Baru Hidup Sehat di Perkotaan Negara Tropis
Baca Juga: Arsitektur Lokalitas pada Desain Hunian Bantu Atasi Krisis Iklim, Ini Penerapannya!
Survei lainnya mengatakan, di sebuah sekolah yang menerapkan prinsip green building, hasil ujian siswanya naik hingga 50%.
Di suatu rumah sakit, pasien yang sembuh mengalami kenaikan hingga 30%.
Mengapa bisa demikian? Itu karena dengan menerapkan prinsip green building, bangunan bisa menjadi lebih sehat.
Prinsipnya, secara garis besar ada 6 kriteria yang diukur untuk menentukan sebuah bangunan (rumah) sehat atau tidak.
Enam kriteria ini terdiri atas: pengolahan lahan sekitar (site), penggunaan air, penggunaan energi, material dan dari mana sumber material itu, kualitas di dalam ruangan, dan inovasi.
Sulitkah menciptakan sebuah rumah yang bisa dikategorikan sebagai rumah sehat?
Hanya satu cara, bangunlah rumah itu dengan berwawaskan pada lingkungan.
USGBC mengeluarkan semacam panduan untuk mewujudkan “green building ” pada bangunan kecil dan rumah.
Baca Juga: Sudah Ada Jendela tapi Rumah Tetap Panas dan Lembap? Ini Kesalahannya!
Detail panduan ini merupakan pengaplikasian praktis dari enam kriteria di atas.
Berikut ini adalah uraiannya.
1. Ganti penerangan rumah dengan lampu fluorescent yang lebih hemat energi.
2. Cek dan bersihkan AC dan alat pendingin lain secara rutin.
3. Gunakan material lokal.
4. Kurangi konsumsi air dan listrik di dalam rumah.
5. Gunakan material-material yang bebas racun dan bebas bahan organik berbahaya.
6. Pilihlah bahan bangunan yang bisa didaur ulang atau bahan bangunan yang masa tumbuhnya
tidak terlalu lama, seperti bambu.
7. Tanami pekarangan rumah dengan tumbuhan besar, yang bisa mengurangi cahaya matahari yang masuk ke rumah.
8. Gunakan tanaman lokal karena ia lebih mampu beradaptasi terhadap kondisi tanah setempat, sehingga tak harus diberi perawatan ekstra. Dengan cara ini, pemakaian pupuk, pestisida,dan air bisa dikurangi.
Baca Juga: 4 Cara Wujudkan Rumah Pintar, Nyaman, dan Sehat, Paling Ngetren 2021
#BerbagiIDEA #RumahTRopis