Tidur Siang Rasanya seperti Terpanggang? Yuk Atur Kembali Peletakan Ruang dengan Melihat Arah Datang Sinar Matahari!

Selasa, 13 Juli 2021 | 13:47
https://www.samplaie.com

Agar istirahat nyaman, peletakan kamar tidur memerhatikan datangnya cahaya alami.

IDEAOnline-Biar nyaman tinggal di dalam rumah dari pagi hingga malam, peletakan atau layout ruang di rumah tropis harus memerhatikan arah datang matahari.

Tinggal di Indonesia yang beriklim tropis, patut disyukuri, karena matahari bersinar dari pagi hingga sore hari, tak hanya cukup, bahkan berlimpah.

Baca Juga: Menyesal Baru Tahu, Siapa Sangka Peralatan Masak Kayu Harus Dibersihkan dengan Air Hangat, Bisa Awet Hingga Dua Tahun!

Baca Juga: Begini Cara Gantikan Sebagian Tembok dengan Kaca jika Tak Ingin seperti 'Terpanggang' di Dalam Rumah

Salah satu caranya adalah dengan membawa sinar matahari ke dalam rumah melalui desain rumah yang tepat.

Sumber vahaya alami semestinya menjadi faktor utama saat menyusun dan menata ruang.

Namun, membawa cahaya ini ke dalam rumah harus dilakukan dengan hati-hati.

Sebagai penerang alami, sifat penerangan yang diberikan oleh matahari adalah penyinaran merata dan terus menerus.

Sinar matahari tak hanya membawa cahaya namun juga panas yang bisa menaikkan suhu ruang dan menimbulkan silau.

Cahaya alami ini juga mengandung ultraviolet yang apabila berlebihan sangat berbahaya bagi manusia.

Panas yang ditimbulkan oleh radiasi matahari dapat merusak dan menimbulkan rasa tak nyaman.

Idea.Grid.Id

Kamar mandi bagus mendapatkan cahaya matahari sore untuk mengusir lembap.

Karena itulah gelombang cahaya tersebut harus disaring untuk memasuki ruangan sehingga menimbulkan penerangan yang cukup tetapi tidak menimbulkan suhu yang berlebihan.

Baca Juga: Catat Ibu-ibu, Kini Tak Perlu Lagi Susah-susah Karena Sudah Bisa Secara Online, Begini Cara Daftar Vaksin Covid-19

Baca Juga: Sudah Malam tapi Dinding Rumah Bagian Dalam Masih Terasa Panas? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Oleh karena itu, seberapa kuat dan banyak panas yang boleh masuk ke dalam ruang harus direncanakan dengan cermat.

Cahaya yang masuk ke dalam ruang dapat diatur sedemikian rupa dengan memerhatikan arah hadap/orientasi bangunan.

Agar sinar matahari yang didapat optimal, maka harus dibuat bukaan yang tepat dan akan menentukan kualitas cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan.

Dan mesti diketahui bahwa angka radiasi setiap orientasi ini memiliki besar yang berbeda.

Angka radiasi untuk utara adalah 130, timur laut 113, timur 112, tenggara 97, selatan 97, barat daya 176, barat 243, dan barat laut 211.

Maka, sebaiknya tinggi peletakan dan bentuk bukaan perlu diperhatikan agar sudut cahaya matahari yang tajam di pagi atau sore hari tidak mengganggu.

Q Concept -Archidaily

Merencanakan peletakan ruangan yang tepat mencegah efek samping bukaan cahaya.

Baca Juga: Sempat Meraih Penghargaan Green Design Award oleh BCI Asia, Siapa Sangka Begini Isi Rumah Unik Milik Ridwan Kamil, Terbuat dari Botol Minuman Energi!

Baca Juga: Banyak yang Salah! Inilah Penerapan Konsep Rumah Tropis yang Gampang Diwujudkan, Tak Sekadar Pakai Bukaan dan Tanaman

Agar sinar matahari yang didapat optimal, maka harus dibuat bukaan yang tepat.

Dari paparan ini bisa dipahami, jika banyak orang memilih rumah dengan arah hadap utara atau selatan.

Rumah dengan bukaan yang cukup di posisi ini akan mendapatkan cahaya matahari yang terbaik, karena jalur lintasan matahari dari timur ke barat tidak akan menyentorkan panasnya secara langsung yang dapat membuat rumah menjadi kurang nyaman.

Sinar utara memberi kesan dingin dan lebih putih, oleh karena itu sinar utara sering dimanfaatkan untuk pencahayaan ruang/studio seni, berbeda dengan sinar selatan yang tampak lebih kuning dan keemasan.

Dengan mengetahui arah dan interval waktu pancaran matahari maka kamu bisa menentukan posisi terbaik penempatan ruang di rumah dan jika itu sudah tak bisa diutak-atik atau dipindahkan maka kamu bisa menentukan letak bukaan yang paling tepat.

#Rumahminimalis #Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork #Rumahtropis

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya