Gejala Omicron Mirip Flu, Ini Cara Membedakan Covid-19 atau Bukan

Kamis, 13 Januari 2022 | 13:00
Kompas.com

lustrasi varian Omicron membawa banyak mutasi virus corona.

IDEAOnline-Jika saat ini, Idea Lovers merasakan gejala Flu (pilek, berin, baruk), jangan sepelekan. Bisa saja itu tanda terinfeksi Covid-19 varian Omicron.

Salah satu penyakit yang sering paling muncul di musim penghujan adalah flu, batuk, dan pilek.

Namun, bagaimana kita bisa memastikan itu flu biasa dan bukan Covid-19?

Apalagi saat ini ada varian baru Omicron yang disebut lebih mudah menular dan menimbulkan gejala ringan seperti hidung tersumbat, sakit kepala dan sakit tenggorokan.

Dilansir dari The Independent, Kamis (9/12/2021), flu biasa disebabkan oleh virus yang berbeda dengan Covid-19.

Di musim seperti ini, sangat sulit untuk membedakan apakah kita terpapar Covid-19 atau flu biasa tanpa pengujian.

Karena Omicron bisa dideteksi hanya lewat pengujian, Profesor Tim Spector dari aplikasi Covid Zoe Inggris mengatakan, saat ini tes sangat penting dilakukan meski seseorang tidak menunjukkan gejala.

Dia mengatakan, data dari aplikasi studi Zoe menunjukkan, ada sekitar setengah dari semua kasus yang diabaikan karena orang-orang tidak menunjukkan gejala Covid-19 klasik seperti demam, batuk terus-menerus, dan kehilangan indra penciuman atau perasa.

"Gejala Omicron jauh lebih mirip dengan varian ringan, berbeda dengan Delta," ungkapnya.

Baca Juga: WHO Umumkan Mutasi Baru Covid-19 yang Disebut Mengandung 46 Mutasi Virus, Rupanya Tak Hanya Omicron!

"Gejalanya mirip seperti pilek, yang tidak akan dikenali orang bahwa itu Covid-19 jika tidak dilakukan pemeriksaan."

Hal ini pun disetujui oleh Christina Marriott, kepala eksekutif Royal Society for Public Health (RSPH). Christina berkata, bukti yang ada sekarang menunjukkan bahwa orang yang sudah divaksinasi lengkap (dua dosis) jika terpapar Omicron gejalanya tidak terlalu parah seperti sakit kepala, pilek, bersin, sakit tenggorokan, dan kehilangan penciuman.

“Sebab itu, bagi orang yang sudah vaksin lengkap tetap harus waspada jika mengalami gejala seperti pilek. Segera tes (Covid-19) jika tinggal atau bekerja di sekitar orang yang berisiko lebih besar terkena penyakit ini,” kata Christina.

Profesor Irene Petersen, seorang profesor epidemiologi dan informatika kesehatan di University College London (UCL), menambahkan, hidung berair dan sakit kepala adalah gejala dari banyak infeksi, tetapi mungkin juga merupakan gejala pertama – dan satu-satunya gejala – dari Covid.

"Oleh karena itu, jika Anda memiliki gejala-gejala ini, saya sarankan Anda untuk menggunakan tes aliran lateral (LFT) dalam beberapa hari (setelah menunjukkan gejala)," kata Irene.

Gejala Covid yang harus diwaspadai Studi Gejala Zoe Covid (covid.joinzoe.com), yang didanai oleh pemerintah Inggris, telah mengidentifikasi gejala utama terkait Covid-19.

Studi ini juga menyebut, gejala yang ditimbulkan akan berbeda tergantung apakah Anda telah divaksinasi atau belum.

1.Sakit kepala

Meski sakit kepala adalah gejala Covid-19 yang kurang dikenal, ini adalah salah satu tanda paling awal dari Covid-19.

Menurut penelitian ZOE, sakit kepala pada orang yang terpapar Covid-19 lebih umum daripada gejala klasik seperti batuk, demam, dan kehilangan penciuman.

Baca Juga: Kasus Terus Bertambah, Simak Aturan Makan di Restoran dan Cafe Sejak PPKM Level 2 Berlaku

Studi menemukan sakit kepala akibat Covid sebagai berikut: cenderung nyeri sedang hingga berat, ada yang merasa seperti berdenyut, menekan, atau menusuk. sakit kepala terjadi di kedua sisi kepala, bukan di satu area, bisa berlangsung lebih dari tiga hari, cenderung menjadi resisten terhadap obat penghilang rasa sakit biasa.

2.Pilek

Musim dingin lalu, studi ZOE menemukan bahwa pilek adalah gejala kedua yang paling sering dilaporkan setelah sakit kepala.

Hampir 60 persen orang yang dites positif Covid dengan kehilangan indra penciuman juga melaporkan pilek.

Tapi sekarang, data menunjukkan bahwa prevalensi penyakit adalah faktor yang paling signifikan.

Jadi, saat angka Covid tinggi, kemungkinan pilek karena Covid-19 juga tinggi.

Tetapi penelitian tersebut menekankan bahwa ketika tingkat Covid-19 rendah, hidung meler lebih kecil kemungkinannya karena Covid dan lebih mungkin karena pilek atau alergi biasa.‍

Disimpulkan bahwa meski banyak pasien Covid-19 melaporkan pilek, sulit untuk menyebutnya gejala definitif karena ini sangat umum, terutama selama musim dingin.

3.Bersin

Studi ZOE menemukan bersin lebih dari biasanya dapat menjadi tanda Covid-19 pada orang yang telah divaksinasi.

Namun studi ini juga menekankan, bersin jauh lebih mungkin menjadi tanda pilek atau alergi.

Baca Juga: Khawatir Kasus Omicron Semakin Tinggi, Simak Buah-buahan yang dapat Perkuat Sistem Imun Tubuh!

Dikatakan bahwa meski banyak orang yang terinfeksi virus corona mengalami bersin, itu bukan gejala yang pasti karena bersin sangat umum.

4.Sakit tenggorokan

Banyak orang dengan Covid-19 telah melaporkan di aplikasi ZOE Study bahwa mereka mengalami sakit tenggorokan yang terasa mirip seperti sakit tenggorokan ketika pilet atau radang tenggorokan.

Namun ada perbedaan mendasar yang ditemukan ahli.

Sakit tenggorokan terkait Covid-19 cenderung ringan dan berlangsung tidak lebih dari lima hari.

Sementara sakit tenggorokan yang sangat menyakitkan dan berlangsung lebih lama kemungkinan disebabkan oleh hal lain.

Menurut data ZOE, hampir setengah dari orang yang sakit dengan Covid-19 melaporkan mengalami sakit tenggorokan.

Gejala sakit tenggorokan lebih sering dilaporkan orang dewasa berusia 18-65 tahun dibanding orang yang berusia di atas itu atau di bawah 18 tahun.

5.Kehilangan penciuman

Kehilangan penciuman menjadi indikator terkuat infeksi Covid-19, terlepas dari usia, jenis kelamin, atau tingkat keparahan penyakit seseorang.

Sementara orang yang memiliki Covid mungkin tidak kehilangan indra penciumannya sepenuhnya, itu mungkin berubah, sehingga Anda mungkin tidak dapat mencium sesuatu yang beraroma kuat, dan indra perasa Anda mungkin terpengaruh juga sehingga makanan mungkin terasa berbeda atau tampak hambar.

6.Batuk terus menerus

Batuk terus-menerus secara luas disepakati sebagai salah satu dari tiga gejala utama Covid-19.

Namun, menurut penelitian ZOE, hanya sekitar empat dari 10 orang yang sakit virus akan mengalami hal ini.

Dalam konteks ini, 'terus-menerus' berarti batuk berkali-kali sehari, "selama setengah hari atau lebih".

Batuk Covid biasanya batuk kering, dibandingkan dengan batuk berdahak yang mengeluarkan dahak atau lendir, dan yang mungkin mengindikasikan infeksi bakteri.

Batuk terus-menerus cenderung muncul sekitar beberapa hari setelah sakit dan biasanya berlangsung selama 4-5 hari. Artikel ini telah tayang di Kompas.comdengan judul Gejala Omicron Mirip Pilek, Ini Tanda Covid-19 yang Harus Diwaspadai #Berbagiidea #Bisadarirumah #Gridnetwork #Rumahtropis

(*)

Editor : Johanna Erly Widyartanti