Menangi Kompetisi Desain Jembatan Ramah Lingkungan di Singapura, Begini Proses Perancangan yang Dilakukan Mahasiswa UI

Sabtu, 23 April 2022 | 17:00
Kompas.com

Henka Bridge(TIm Henka)

IDEAOnline-Melewati tiga tahap kompetisi yakni babak penyisihan, babak final, dan presentasi akhir, mahasiswa UI menangi desain merancang jembatan di Singapura.

Juara pertama pun diraih oleh tim Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) dalam kompetisi desain rancang jembatan (bridge design competition) yang dilaksanakan di Nanyang Technology University (NTU), Singapura.

Komponen penilaian dalam kompetisi ini mempertimbangkan desain jembatan, metode konstruksi yang efektif, meminimalisasi kerusakan lingkungan, manajemen konstruksi, dan pemahaman terhadap kondisi daerah kerja agar proses konstruksi dan jembatan tersebut tidak mengganggu kenyamanan sekitar.

Tim Hanka yang merupakan perwakilan FTUI ini terdiri dari tiga mahasiwa Departemen Teknik Sipil Angkatan 2019 yaitu Peter Hartono Halim, Ruben Agustinus Chesin, dan Antonio Novandy.

Dalam kompetisi tersebut, Tim Hankan berhasil mengalahkan 94 tim lain yang berasal dari berbagai negara seperti Singapura, Indonesia, Malaysia, Vietnam, Mesir, India, dan tuan rumah dari Nanyang Technology University (NTU), Singapura.

Ketua Tim Hanka Peter Hartono Halim mengatakan studi kasus yang dihadapi oleh Tim Henka FTUI adalah merancang jembatan di Choa Chu Kang North 6 dan Woodlands Road. Lokasi ini memiliki kesulitan tersendiri di mana kontur tanah daerah tersebut tidak seragam serta adanya jalur pejalan kaki dan drainase yang tidak boleh dirusak.

Baca Juga: Dewan Juri Sayembara Konsep Perancangan 4 Kompleks Gedung IKN Nusantara

Baca Juga: Beragam Cara Gunakan Warna Putih di Kantor Rumah, Cek Triknya Yuk!

"Selain itu, faktor kesulitan lainnya adalah kondisi eksisting bangunan di sekitar lokasi pembangunan, sehingga perlu dipertimbangkan metode konstruksi yang tidak mengganggu bangunan-bangunan tersebut,” kata Peter dalam keterangannya, Kamis (21/04/2022).

NTU Bridge Design Competition merupakan lomba rancang jembatan berdasarkan studi kasus yang ditentukan oleh panitia.

Komponen penilaiannya mempertimbangkan desain jembatan, metode konstruksi yang efektif, meminimalisasi kerusakan lingkungan, manajemen konstruksi, dan pemahaman terhadap kondisi daerah kerja agar proses konstruksi dan jembatan tersebut tidak mengganggu kenyamanan sekitar.

Selama 28 Februari 2022 hingga 2 April 2022, Tim Henka melewati tiga tahap kompetisi yakni babak penyisihan, babak final, dan presentasi akhir.

Mereka membuat desain dan metode yang cocok guna menghadapi tantangan konstruksi pada lokasi tersebut.

Jembatan yang dirancang memiliki panjang 224.775 meter dengan satu kurva Spiral-Circle-Spiral (SCS) dengan radius 95 meter.

Nantinya, jembatan akan terdiri dari sambungan jalan, satu jembatan balok, dan jembatan tunggal multibentang.

Dua lajur jalan jembatan akan memiliki lebar masing-masing lajur 3,5 meter dan lebar kedua tepinya 1,8 meter untuk jalur pejalan kaki. “

Rancangan jembatan kami mengutamakan green factor atau faktor lingkungan dari konstruksi.

Baca Juga: Kuasai 7 Elemen Desain Interior Ini untuk Merancang Ruang bak Seorang Profesional

Baca Juga: Megatall jadi Jajaran Gedung Termahal di Dunia, Semuanya Baru Ada di Asia, Apa Saja?

"Tim kami memanfaatkan beberapa inovasi konstruksi jembatan yang cukup ramah lingkungan," ujar Peter.

Selain itu, Peter menyebut, timnya unggul dari segi detail manajemen konstruksi.

Hal itu karena setiap stepalat berat yang digunakan hingga mobilisasi yang dilakukan dirancang dengan matang dan detail.

Menurutnya, terdapat terobosan atau dinamai Henka Innovation (Henkavation) yang ditonjolkan dalam desain jembatan tersebut.

Pertama, menggunakan bahan tambah tipe E. Bahan ini merupakan materi pencampuran pereduksi dan percepatan air yang berguna untuk meningkatkan kekuatan beton karena pengurangan air dan juga mempersingkat waktu pengikatan beton karena proses percepatan hidrasi.

Selain itu, timnya juga memanfaatkan inovasi fly ash sebagai pengganti semen.

Fly ash merupakan limbah padat yang dihasilkan dari pembakaran batu bara pada pembangkit tenaga listrik.

"Material fly ash lebih ramah lingkungan dan juga dapat meningkatkan kekuatan beton,” kata anggota Henka lainnya,Antonio Novandy. Antonio menuturkan fly ash dan admixture tipe E yang digunakan oleh Henka merupakan komponen atau produk yang sudah sering digunakan.

Baca Juga: Bisa Sebabkan Kematian jika Diabaikan, Hunian Urban harus Punya Sirkulasi Udara yang Baik

Baca Juga: 4 Kunci Keberhasilan Membangun Rumah Urban di Kota Urban

Bahkan, cukup banyak penelitian mengenai bahan tersebut. Karena itu, Henka menggunakan fly ash dan admixture tipe E sebagai salah satu nilai tambah yang dapat meningkatkan workability beton.

Sementara itu, Dekan FTUI Heri Hermansyah mengapresiasi pencapaian mahasiswanya dalam kompetisi bergengsi tersebut.

Menurutnya, pencapaian ini membuktikan bahwa para mahasiswa FTUI mampu dan dapat berkompetisi di tingkat internasional.

"Ketiga mahasiswa FTUI ini membawa kebanggaan bagi bangsa dan negara, karena mampu berkompetisi di ajang internasional, sejajar dengan bangsa-bangsa lain," ucap dia.

Dia berharap inovasi dan desain jembatan mahasiswa ini dapat diimplementasikan pada berbagai proyek pembangunan yang saat ini gencar dilaksanakan oleh pemerintah maupun industri swasta di berbagai penjuru negeri.

“Teknologi dan pemecahan masalah karya anak bangsa perlu mendapatkan perhatian dan dukungan penuh dari semua pihak untuk dapat terus dikembangkan agar memberikan manfaat bagi masyarakat, bangsa, dan negara,” tutur Herry. Artikel ini telah tayang di Kompas.comdengan judul Hebat, Mahasiswa UI Menjuarai Kompetisi Desain Jembatan di Singapura

Cek berita seputar hunian dan inspirasi terkini di websitewww.ideaonline.co.id,Facebook IDEA Online,TikTok IDEAonline,Instagram @ideaonline,Instagram @tabloidrumah, danYoutube IDEA RUMAH.

#Rumahminimalis #Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork #Rumahtropis #ConsciousLivingIDEA #ConsciousLiving

(*)

Tag

Editor : Johanna Erly Widyartanti