Ramai-ramai Jual Ginjal Agar Bisa Punya Rumah, Penduduk Ini Menyesal Bukan Kepalang Usai Kediaman Mereka Raib Akibat Gempa Bumi

Rabu, 25 Mei 2022 | 13:21
ilustrasi: kompas.com

Ramai-ramai Jual Ginjal Agar Bisa Punya Rumah, Penduduk Ini Menyesal Bukan Kepalang Usai Kediaman Mereka Raib Akibat Gempa Bumi

IDEAonline-Fungsi ginjal begitu penting bagi manusia. Tanpa adanya kedua ginjal, berbagai sistem dalam tubuh tidak akan berjalan dengan baik dan manusia pun tidak dapat bertahan hidup.

Oleh karena itu, fungsi dan kesehatan ginjal harus selalu dijaga.

Sebelumnya telah disebutkan bahwa salah satu fungsi utama ginjal adalah menyaring darah. Proses penyaringan tersebut akan menghasilkan zat sisa dan kelebihan cairan yang akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui urine.

Baca Juga:Dari Asam Urat Hingga Batu Ginjal, Siapa Sangka Tanaman yang Tumbuh di Halaman Ini Miliki Kegunaan yang Tak Biasa!

Baca Juga:Bukan Hanya Tumbuh Gigi, Ternyata Bayi Juga Bisa Susah Tidur Karena Kondisi Kamar, Langsung Sediakan Benda Ini

Ginjal juga memastikan bahwa jaringan tubuh telah menerima air yang cukup agar dapat berfungsi dengan baik. Organ ini akan bereaksi terhadap perubahan kadar air dalam tubuh. Ketika asupan air dalam tubuh berkurang, ginjal akan menahan air, bukan membuangnya.

Namun berbeda dengan penduduk daerah ini yang justru ramai-ramai menjual ginjal mereka.

Jual ginjal biar bisa beli rumah

Fenomena ini bahkan sampai membuat kawasan itu dikenal sebagai lembahginjal.

Karena hampir semua penduduk di kampung itu menjual ginjalnya untuk mendapatkan uang.

Melansir intisari dari Daily Mail, seorang ibu di kampung itu menceritakan bagaimana mereka sampai menjual ginjalnya untuk mendapatkan rumah impiannya.

Seorang penduduk bernama Geeta yang tinggal di Hokse mengatakan hampir semua penduduk Nokse telah menjual ginjalnya.

Diyakini mereka menjual salah satu ginjalnya dengan harga 1300 poundsterling, (Rp235 juta) melalui calo yang sering mengunjungi desanya.

Baca Juga:Terungkap Lokasi Pernikahan dan Pria Korea yang Kini Menjadi Pendamping Hidup Maudy Ayunda, Tak Sangka Teman Kuliahnya Sendiri!

Baca Juga:Masih Menjadi Tanda Tanya, Ini Dia Kisah Kerangka Dua Pangeran yang Ditemukan di Bawah Tangga Menara London

Kemudian, dari penjualan ginjal itu sebagian besar penduduk di Nokse membeli tanah, kemudian membangun rumah.

Geeta, menceritakan dia menghabiskan sejumlah uangnya untuk membeli tanah 12mil di sebelah timur Khatmandu.

Kemudian, sisanya dia gunakan untuk membangun rumahnya.

Sayangnya tahun 2015 sebuah gempa bumi berkekuatan 7,8 Skala Richter mengguncang Nepal.

Hal itu menyebabkan hampir sebagian besar rumah di Hokse hancur, sementara mereka telah menjual satu ginjalnya.

Karena hal itu, sebagian besar penduduknya hanya bisa tinggal di tenda dan gubuk yang dibangun di atas tanah tersebut.

Menurut cerita Geeta, dia dirayu oleh adiknya untuk menjual ginjalnya, karena manusia hanya membutuhkan satu ginjal.

Tak hanya Geeta hampir kebanyakan penduduk desa juga tergoda dengan rayuan tersebut, mereka menjual ginjalnya untuk mendapatkan rumah.

Baca Juga:Bukan Hanya Tumbuh Gigi, Ternyata Bayi Juga Bisa Susah Tidur Karena Kondisi Kamar, Langsung Sediakan Benda Ini

Baca Juga:Suka Menumpuk Baju Kotor di Kasur Bisa Sebabkan Kutu Busuk Hinggap, Atasi dengan Cara Berikut Ini!

Mereka menjualnya pada seorang penadah yang disebut dengan perantara organ di Nepal.

Para penyelundup menargetkan Hokse sebagai ladang dengan ginjal yang siap dipanen kapan saja, dengan modal rayuan uang.

Mereka mengandalkan kenaifan mereka dengan sejumlah trik dan taktik yang licik.

Salah satunya adalah memberi tahu mereka bahwa manusia hanya butuh satu ginjal untuk bertahan hidup.

Daily Mail/Yallabook
Daily Mail/Yallabook

Penduduk Desa Hokse sebagian besar menjual ginjalnya untuk membeli rumah.

Selain itu mereka juga mengatakan, ginjal yang sudah dipanen akan tumbuh kembali, selama itu mereka bisa hidup dengan satu ginjal saja.

Ini adalah trik yang digunakan para pemanen ginjal di desa Hokse untuk mendapatkan keuntungan dari kenaifan penduduk desa.

"Selama puluhan tahun, orang-orang datang ke kampung sini dan meyakinkan kami untuk menjual ginjal kami, awalnya saya menyatakan tidak," kata Geeta.

Tetapi terombang-ambing oleh keinginannya memiliki rumah impian, bagi keluarga Geeta bersama keluarganya pergi ke India untuk operasi.

"Aku menginginkan rumahku sendiri, dan sebidang tanah untuh hidup bersama anak-anakku, aku benar-benar membutuhkannya," katanya.

Operasi hanya memakan waktu satu jam, namun korban biasanya akan di rumah sakit selama 3 minggu.

Namun, semua mimpi itu hancur seketika ketika 25 April 2015 sebuah gempa menghancurkan Nepal, dengan menewaskan 8.800 dan melukasi 23.000 jiwa.

Kondisi itu telah membuat pukulan telak bagi penduduk Hokse, mereka mulai tidak memperdulikan kesehatannya.

Baca Juga:Bisa Jadi Salah Mengaplikasikan Kaca Buat Rumah Makin Panas, Terungkap 7 Cara Cegah Efek Rumah Kaca

Baca Juga:Punya Pacuan Kuda dan Lapangan Golf Sendiri, Penampakan Rumah Aleta Moly Buat Orang Berdecak Kagum

Banyak sejumlah penduduk yang frustasi mulai menjadi pemabuk, untuk menghilangkan kesedihannya, perlahan kesehatan mereka memburuk.

Di sisi lain, banyak orang yang putus asa dengan bencana itu mereka yang belum menjual ginjalnya justru mulai menjual ginjalnya.

Bagi mereka yang tinggal di India Selatan perdagangan organ adalah bisnis yang besar, dan hingga kini pun masih terus berlanjut.

Cek berita seputar hunian dan inspirasi terkini di websitewww.ideaonline.co.id,Facebook IDEA Online,TikTok IDEAonline,Instagram @ideaonline,Instagram @tabloidrumah, danYoutube IDEA RUMAH.

#Rumahminimalis #Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork #Rumahtropis #ConsciousLivingIDEA #ConsciousLiving

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Sumber : Daily Mail

Baca Lainnya