Ketahui Dulu Kulkas Pertama di Dunia, Siapa Sangka Dulu Pernah Dimanfaatkan untuk Mengawetkan Sperma Lho!

Senin, 29 Agustus 2022 | 11:26
pixabay.com

ilustrasi kulkas

IDEAonline -Ada yang belum tahu, ternyata dulu kulkas dimanfaatkan untuk mengawetkan makanan hingga sperma. Simak di sini!

Kulkas merupakan salah satu alat yang bermanfaat bagi manusia terutama dalam hal yang berkaitan dengan penyimpanan makanan atau bahan makanan.

Saat ini hampir setiap rumah sudah memiliki kulkas dan pada umumnya ditempatkan di dalam dapur.

Kesegaran bahan makanan akan mempengaruhi rasa makanan yang akan dihasilkan.

Bahan makanan seperti buah-buahan, sayuran, daging atau ikan dapat terjaga kesegarannya jika disimpan di kulkas.

Di dalam kulkas sudah terdapat rak yang digunakan sebagai wadah sayuran agar tidak cepat layu.

Sedangkan bahan makanan seperti daging atau ikan laut dapat disimpan di dalam freezer agar mendapatkan manfaat makanan laut dengan baik.

Namun IDEA lovers, bagaimana sejarah panjang sebuah kulkas? Simak yang sudah dirangkum oleh intisari-online.com.

Sejarah Kulkas

Baca Juga:Pantas Banyak yang Beralih ke Water Heater, Ketahui Dulu Cara Pasang Hingga Memilih Pemanas Air, Bisa Bikin Irit Uang Listrik!

Baca Juga:Lolos dari Jerat Hukum, Terungkap Ini Diktator Asal Afrika Tengah yang Doyan Simpan Daging Manusia di Lemari Es, Viral dengan Tindakan Kanibal Lainnya..

Bobo.grid.id

Mampu Mengawetkan Makanan Hingga Sperma, Ini Dia Sejarah Panjang Adanya Kulkas!

Orang-orang Romawi dan Yunani kuno punya kebiasaan mengawetkan daging dan makanan dengan cara menyimpannya di dalam es alam.

Mereka mengangkut salju dari pegunungan dan menyimpannya di ruang khusus bawah tanah.

Di situ es alam “diawetkan” dengan cara diselimuti jerami.

Itulah kulkas zaman dulu. Super gede, tanpa listrik, tidak bisa dipakai untuk bikin es, tapi malah menghabiskan es.

Di negera tropis yang tak mengenal musim salju, ceritanya lain lagi.

Orang-orang India dan Mesir bisa membuat salju dengan cara penguapan cepat.

Ternyata orang kuno lebih cerdas dari kita.

Meski belum mengenal teori fisika, mereka tahu jika air diuapkan dalam tempo sangat cepat, uap yang terbentuk akan menyerap panas dari lingkungan sekitarnya.

Baca Juga:Cepat Kadaluwarsa Dibanding Tepung Lain, Terungkap Cara Menyimpan Tepung Beras yang Benar, Jadi Enggak Bau Apek Lagi

Baca Juga:Diluar Dugaan Bisa Awet Hingga 2 Tahun, Menyimpan Gula Pasir di Rumah Jangan Asal, Ini Caranya!

Ini menyebabkan udara di sekitarnya menjadi dingin, dan uap air di sekelilingnya bisa berubah menjadi salju.

Mampu Mengawetkan Makanan Hingga Sperma, Ini Dia Sejarah Panjang Adanya Kulkas!

Dengan cara ini mereka bisa membuat salju di tengah malam yang dingin.

Teori penguapan cepat inilah yang mendasari penciptaan kulkas.

William Cullen, ilmuwan dari University of Glasgow, Inggris, adalah ilmuwan pertama yang memperagakan teknik ini di laboratorium.

Bedanya, kali ini tidak menggunakan air, tapi etil eter, sebuah cairan yang sangat mudah menguap. la mendemonstrasikan teknik ini tahun 1748.

Pada 1805 ilmuwan Amerika, Oliver Evans, merancang mesin pendingin pertama yang bekerja berdasarkan teknik penguapan cepat ini.

Kulkas pertama

Namun, ia belum sempat membuat kulkas sungguhan. Baru pada 1834, Jacob Perkins, ilmuwan Amerika lain, berhasil membuat kulkas pertama dan mematenkannya.

Inilah prototipe mesin kulkas pertama setelah era "kulkas bawah tanah".

Tahun 1856 Alexander C. Twinning, seorang pengusaha Amerika Serikat, mulai memproduksi kulkas untuk tujuan komersial.

Di Australia, James Harrison, juga pengusaha, menggunakan teknoiogi kulkas untuk sebuah industri pembuat bir.

Pada saat bersamaan, kulkas mulai jadi barang rumah tangga.

Baca Juga:Hai Online mempersembahkan Reconnect Fest 2022, Festival Anak Muda Mulai dari Fashion Hingga Musik!

Baca Juga:Miliki Desain Rumah Minimalis, Mantan Artis Cilik Ini Sukses Bikin Pangling Karena Dapat Gelar Master di Italia, Begini Penampakan Rumahnya

Tahun 1920-an freon (diklorofluoro metana) ditemukan.

Ini menandai babak baru teknologi pendinginan.

Sebelum freon ditemukan, gas atau cairan yang dipakai sebagai pendingin ialah amonia.

Namun, karena sifatnya yang toksik dan baunya yang menyengat, amonia mulai ditinggalkan sejak freon ditemukan.

Dengan berbagai kelebihannya, freon segera menjadi terkenal.

Empat puluh tahun kemudian freon mulai mendapat pesaing baru.

Meskipun tidak beracun, freon diketahui bisa merusak lapisan ozon Bumi.

Tahun 1960-an para ilmuwan menemukan semikonduktor baru yang punya kemampuan pendinginan. Salah satunya bismut telluride.

Jika dialiri listrik, suhu semikonduktor itu menurun.

Para ilmuwan menyebutnya efek Peltier (diambil dari nama ahli kimia Prancis, Jean Peltier, yang pertama kali menemukan fenomena ini tahun 1834).

Efek penurunan suhu inilah yang dimanfaatkan sebagai pendingin pada kulkas.

Sejak itu, lahir kulkas jenis baru yang bebas freon, dan diyakini lebih ramah lingkungan.

Hingga sekarang belum ada penemuan fenomenal dalam urusan lemari pendingin.

Berbagai inovasi umumnya berupa modifikasi dari model sebelumnya.

Baca Juga:Akhirnya Tau Cara Menyimpan Bumbu Dapur Biar Awet, Enggak Perlu Takut Disemutin, Tampilannya Estetik Juga!

Baca Juga:Bentuk Badan Terjaga Lantaran Hobi Workout, Ini Dia Fakta Mengenai Jill Gorden yang Makin Laris Hingga Dapat Endorse

Sekarang orang bisa minum air dingin tanpa harus membuka pintu kulkas.

Dulu hanya dikenal kulkas satu pintu, sekarang ada kulkas dengan banyak pintu.

Lebih gila lagi, ada pula kulkas yang dilengkapi dengan fasilitas internet. Nanti entah apa lagi.

Selain berhubungan dengan urusan makanan dan minuman, teknologi pendinginan juga dipakai terutama di bidang sains.

Dengan lemari pendingin, sel-sel organisme hidup diawetkan untuk tujuan penelitian.

Di dalam "kulkas" pula sel sperma bisa disimpan dan dibuat berumur panjang untuk digunakan di kemudian hari.

Cek berita seputar hunian dan inspirasi terkini di websitewww.ideaonline.co.id,Facebook IDEA Online,TikTok IDEAonline,Instagram @ideaonline,Instagram @tabloidrumah, danYoutube IDEA RUMAH.

#Rumahminimalis #Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork #Rumahtropis #ConsciousLivingIDEA #ConsciousLiving

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya