IDEAonline -Desainer Belanda Tjeerd Veenhovenmembuat karpet dari bahan daun palem, yang disebut kulit palem.
Karpet tersebut adalah alternatif yang berkelanjutan dan cocok untuk vegan terutama karena tidak menggunakan bahan tradisional yang terbuat dari kulit binatang.
Untuk berbagai karpet, strip tipis dari bahan ini diletakkan dari ujung ke ujung dengan tangan dan ditempelkan ke dasar anyaman, sebelum dipotong sesuai ukuran.
Setiap lipatan di strip yang tersisa memberikan penampilan yang berpola kehasil karpet.
Baca Juga : Menurut Feng Shui, 5 Tanaman Ini Sebaiknya Tak Ditanam di Halaman Rumah, Salah Satunya Bawa Aura Kematian!
Veenhoven pertama kali mulai bereksperimen dengan kulit yang dibuat dari daun palem delapan tahun lalu setelah ia tertarik dengan serat alami daun pohon itu.
Ia kemudian meminta seseorang yang ia kenal di India untuk mengirimnya beberapa agar ia dapat meneliti mereka.
"Dalam penelitian material saya, saya menemukan bahwa bahannya sangat rapuh dan tidak terlalu berguna, tetapi jika Anda melunakkan dengan bahan khusus gliserin dan air, dan beberapa bahan lain Anda dapat membuatnya bagus dan lembut," jelas Veenhoven kepada Dezeen.
Ia bersama studionyakemudian mengembangkan dan menyempurnakan "kulit" lebih lanjut, mengujinya dengan membuat produk dengan berbagai perusahaan.
Awalnya dia bereksperimen dengan membuat karpet di Belanda, sebelum menguji produksi di sebuah pabrik di India.
Karpet sekarang dibuat di sebuah pabrik di Republik Dominika dan dikirim langsung ke konsumen.
Veenhoven menjelaskan bahwa bagaimana kulitpalem dianggap telah berubah selama bertahun-tahun, dari minat awal dalam penggunaan potensinya sebagai alternatif pengganti kulit buatan, hingga lonjakan saat ini sebagai bahan vegan.
"Ini pertama kali dilihat lebih sebagai pengganti potensial bahan-bahan seperti kulit, atau neopren atau plastik," katanya kepada Dezeen.
"Kemudian itu sedikit terhubung dengan kerajinandaur ulang yang juga menjadi topik diskusi, bagaimana kita bisa membuat pengrajin lebih kontemporer, dan menariknya dalam dua tahun terakhir ini tentang menjadi vegan," jelasnya.
Langkah ke arah makan vegan dan membeli produk vegan untuk rumah, Veenhoven menyarankan, telah didorong oleh masalah nyata yang dihadapi dunia termasuk kebutuhan untuk mengurangi jumlah daging yang kita makan.
Pandangan-pandangan ini menggemakan Nicolas Roope yang memberi tahu Dezeen bahwa menghindari bencana global akan menjadi tantangan desain terbesar dalam sejarah, sebagai tanggapan terhadap laporan terbaru PBB tentang perubahan iklim. (*)