Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Masjid Agung Palembang, Perpaduan Arsitektur Tiga Budaya dan Saksi Bisu Perjuangan Melawan Penjajah

Agnes - Rabu, 05 Desember 2018 | 06:00
Masjid Agung Surabaya tampak dari kejauhan
tribunnews

Masjid Agung Surabaya tampak dari kejauhan

IDEAonline-Tidak hanya terkenal dengan Jembatan Ampera atau berbagai makanan yang enak, Palembang juga memiliki tempat-tempat wisata religi yang tidak banyak orang tahu.

Berbagai tempat wisata religi ini sangat bersejarah.

Selain Al Quran raksasa yang berada di kawasan Gandus Palembang, Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II juga menjadi tempat yang harus kamu kunjungi di kota ini.

Masjid megah dengan desain yang modern ini letaknya berhadapan langsung dengan Bundaran Air Mancur (BAM).

Tepatnya di Jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan 19 Ilir, Kecamatan Ilir Barat I.

Baca Juga :Bukan Beton, Bangunan Kampus di Thailand Ini Terbuat dari 17 Kontainer

Sejarah Masjid Agung Palembang

Cikal bakal pembangunan Masjid Agung Palembang bermula saat masjid yang didirikan Ki Gedeh Ing Suro yang merupakan seorang Sultan Palembang, terbakar.

Menurut kabar yang beredar, masjid ini dihancurkan oleh Mayor Van der Laen ketika perang melawan Belanda pada 1659.

Saat itu, masjid masih berada di Keraton Kuto Gawang.

Beberapa tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1738, Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo membangun kembali masjid tepat di lokasi masjid yang terbakar.

Baca Juga :Tampak Tak Biasa, Bangunan Hotel di Tengah Hutan Ini Justru Berbentuk UFO

Pembangunan kembali masjid ini sendiri membutuhkan waktu yang cukup lama.

Tercatat, masjid ini selesai pada 20 Mei 1748 atau 28 Jumadil Awal 1161 H.

Sejak awal, oleh penduduk setempat, masjid ini sering disebut sebagai Masjid Sulton.

Alasannya, pembangunan masjid ini diketuai dan dikelola langsung oleh Sultan Mahmud Badaruddin.

Baca Juga :Meski di Tengah Kota, Rumah Tampil Cantik dengan Taman yang Asri

Bentuk Bangunan Lama Masjid Agung Palembang

Pada awalnya, tidak ada menara di Masjid Agung.

Menara masjid ini dibangun pada saat pemerintahan Sultan Najmudin I, putra dari Sultan Mahmud Badaruddin.

Pendirian menara ini bukan tanpa rintangan.

Pembangunan menara masjid bertepatan dengan perang dingin antara Kerajaan Palembang melawan Belanda pada 1821.

Akibatnya, atap menara masjid hancur dan baru diganti menjadi atap rumbia pada 1825.

Berdasarkan laporan dari Mayor William Thorn (penguasa Inggris di Palembang) pada 1811 disebutkan bahwa denah Masjid Agung ini berbentuk persegi panjang dengan ukuran 686 x 110 kaki.

Pintu masuknya ditandai dengan bangunan gapura pada bagian timur, selatan dan utara.

Baca Juga :6 Cara Pilih Vacuum Cleaner yang Tepat, Rumah Bebas dari Debu dan Alergi

Interior Masjid Agung Palembang

Interior Masjid Agung Palembang

Renovasi Masjid Agung Palembang

Masjid Agung Palembang menjadi salah satu masjid tertua yang ada di Indonesia.

Masjid ini telah menjalani berbagai proses renovasi dan yang terbesar dilakukan pada 1999.

Renovasi masjid ini dilakukan pada masa pemerintahan Gubernur Laksamana Muda Haji Rosihan Arsyad.

Tidak hanya sekedar memperbaiki kerusakan, namun proses renovasi ini juga merestorasi bangunan masjid dengan menambahkan tiga bangunan baru.

Ketiga bangunan tersebut adalah bangunan yang berada di selatan, utara dan timur masjid.

Pada bagian kubah masjid juga turut mengalami perbaikan di beberapa sisinya.

Baca Juga :Tak Sembarangan, Toilet Danau Toba yang Dibangun Rp 3,3 Miliar Ini Dilengkapi dengan Teknologi Canggih

Bedug yang berada di Masjid Agung Palembang

Bedug yang berada di Masjid Agung Palembang

Arsitektur Masjid Agung Palembang Menjadi Daya Tarik

Masjid Agung Palembang memiliki arsitektur yang terdiri dari perpaduan tiga kebudayaan, yaitu Indonesia, Tiongkok dan Eropa.

Bentuk arsitektur Eropa terlihat dari pintu masuk di gedung baru masjid yang besar dan tinggi.

Sedangkan arsitektur Tiongkok terlihat dari masjid utama yang atapnya seperti aatp klenteng.

Awalnya, masjid ini pernah menjadi masjid terbesar di Indonesia.

Namun daerah lain akhirnya membuat masjid yang lebih modern dan megah.

Ketika memasuki masjid ini, pengunjung akan terpukaiu dengan keindahan interior masjid tiga lantai ini.

Dinding dominasi putih dipadukan dengan pintu kaca dan lantai keramik dengan motif coklat beragam.

Baca Juga :5 Cara Inilah yang Mampu Wujudkan Ruang Ideal untuk Bermain Anak

Fasad Masjid Agung Palembang

Fasad Masjid Agung Palembang

Tidak hanya menjadi tempat ibadah, namun masjid ini juga digunakan sebagai pusat kegiatan islam seperti kajian Islam atau majelis taklim.

Di lantai 3, terdapat perpustakaan yang penuh dengan buku-buku Islami.

Jika kamu ingin mengunjungi masjid kebangaan warga Palembang yang satu ini, dari arah Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II (di bagian utara kota) menuju ke Jembatan Ampera, kamu harus berputar di Bundaran Air Mancur menuju ke arah Jl Merdeka sebelum masuk ke halaman Masjid Agung dari Gerbang Barat.

Sementara jika kamu datang dari arah Selatan atau kawasan Seberang Ulu, kamu dapat melihat keindahan bangunan masjid kebanggaan warga Palembang ini dari atas Jembatan Ampera, jembatan yang menjadi landmark kota Palembang.

Letak Masjid yang berada di pusat kota ini tentunya sangat mudah dicapai, sekalipun bagi kamu yang pertama kali berkunjung ke ibukota Sriwijaya di masa lalu ini.(*)

Editor : iDEA

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular