Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Kisah Getir dan Pilu Ini Jadi Alasan Bos Lippo Mochtar Riady Bangun Rumah Sakit di Pelosok dan Pedalaman

Pipit - Rabu, 05 Desember 2018 | 09:00
Ilustrasi rumah sakit
White Arkitekter

Ilustrasi rumah sakit

Padahal, rumah sakit merupakan pelayanan kesehatan yang mutlak harus ada di tengah-tengah masyarakat.

Bertolak dari pengalamannya, Mochtar bertekad membangun rumah sakit yang layak dan terjangkau masyarakat. Tekadnya itu pun tidak lantas seketika berhasil.

Mochtar harus menelan kerugian selama kurun 15 tahun. "Permulaan saya bangun rumah sakit Siloam, saya rugi selama 15 tahun. Pada suatu saat saya masuk ke dalam rumah sakit, melihat, meneliti, selama 1,5 tahun untuk mengetahui bagaimana sebenarnya operasional rumah sakit.

Ternyata banyak melakukan pemborosan. Setelah diperbaiki, tidak pernah rugi lagi," urainya.

Mochtar bersyukur saat ini rumah sakit yang dirintisnya telah menjangkau masyarakat hingga pelosok yang masih minim layanan kesehatan, seperti di Labuan Bajo, Papua, Kupang, Bau Bau hingga Sumba.

"Sejak 1993, kami sudah dirikan 33 rumah sakit tersebar daerah-daerah terpencil, dengan investasi sekitar 30 juta USD setiap rumah sakit. Target kami sampai 150 rumah sakit," tutur dia.

Mochtar menyebut, rumah sakit yang dibangun Lippo Group mengutamakan keselamatan pasien yang berpatokan pada standar akrediktasi rumah sakit Joint Commissiont International (JCI) Amerika Serikat, kenyamanan pasien selayaknya Singapore Airline, dan harga terjangkau ala makanan waralaba Mc Donald.

"Pelayanan rumah sakit kami setara bintang lima dengan tarif BPJS. Kami rumah sakit swasta pertama yang menerima pasien BPJS. Semoga memberi manfaat untuk masyarakat semua," ujar Mochtar.(*)

Baca Juga : Bahan Kimia Bisa Rusak Isi Kamar Mandi, Lebih Baik Bersihkan dengan Bahan Mudah Ini Saja!

Source : properti.kompas.com

Editor : iDEA

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular