IDEAonline - Sesuai perkembangan zaman dan kebutuhan, bahan bangunan rumah-rumah telah mengalami evolusi.
Jika dulu di Indonesia, dinding rumah terbuat dari bambu, kemudian berkembang menggunakan bata, dan tembok dicor.
Pemakaian gipsum juga mulai populer, meski lebih banyak digunakan sebagai plafon.
Padahal, rumah di negara-negara maju sudah banyak menggunakan gipsum untuk dinding.
"Kalau di Eropa, dinding itu tidak semata-mata harus kokoh, tetapi juga harus bisa menahan udara di luar," ujar Managing Director PT Saint-Gobain Construction Products Indonesia Hantarman Budiono di Jakarta, Selasa (2/8/2017) dilansir dari Kompas.com.
Dia mengatakan, saat ini sudah sangat sulit menemukan bata merah dan bata ringan di negara-negara maju.
Hal tersebut bukan karena memang produksinya terbatas, tetapi karena permintaannya sudah bekurang dan berganti gipsum.
Seperti diketahui, negara-negara di Eropa mengalami 4 musim dalam setahun.
Dinding pemisah haruslah mampu menahan terpaan 4 musim tersebut.
"Bagaimana dinding itu jadi pemisah antara lingkungan di luar dan habitat di dalam. Kalau musim panas, panasnya tidak masuk ke dalam dan kalau musim dingin, dinginnya juga tidak masuk ke dalam," jelas Hantarman.
Baca Juga : Tembok yang Terpapar Sinar Matahari Dapat Sebabkan Kamar Terasa Panas Hingga Jam 2 Pagi!