Follow Us

Melihat Kemegahan Paduan Arsitektur Belanda dan Yogyakarta di Benteng Vredeburg

Rebi - Selasa, 11 Desember 2018 | 15:17
Benteng Vredeburg, saksi bisa penjajahan Belanda di Yogyakarta.
Tribun Jogja/Hamim

Benteng Vredeburg, saksi bisa penjajahan Belanda di Yogyakarta.

Bangunan tersebut dibangun dengan bentuk bujur sangkar yang di keempat ujungnya dibangun seleka atau bastion.

Sri Sultan HB IV menamakan keempat sudut itu sebagai Jaya Wisesa (sudut barat laut), Jaya Purusa (sudut timur laut), Jaya Prakosaningprang (sudut barat daya), dan Jaya Prayitna (sudut tenggara).

Baca Juga : Hostel di Yogyakarta Ini Punya Konsep Nyeleneh Layaknya Gudang Mobil Bekas, Unik Banget!

Benteng Vredeburg mengalami beberapa perubahan setelah pembangunan awal.

Pada tahun 1767, benteng dengan luas 1134.55 m² dibangun lebih permanen atas usul gubernur Belanda yang bernama W.H. Van Ossenberg.

Benteng dibangun di bawah pengawasan seorang arsitek Belanda bernama Ir. Frans Haak dan pembangunannya selesai pada tahun 1787.

Setelah pembangunan selesai, benteng ini diberi nama “Rustenburg” yang berarti benteng peristirahatan.

Pada tahun 1867, terjadi gempa hebat di Yogyakarta dan mengakibatkan banyak bangunan yang runtuh, termasuk Rustenburg.

Kemudian, segera setelahnya diadakan pembangunan kembali benteng Rustenburg ini yang kemudian namanya diganti menjadi “Vredeburg” yang berarti benteng perdamaian.

Hal ini sebagai wujud simbolis manifestasi perdamaian antara pihak Belanda dan Keraton.

Dengan mengunjungi Benteng Vredeburg, IDEA Lovers juga dapat melihat paduan kemegahanan arsitektur Belanda dan aristektur lokal (Yogyakarta).

Fungsi awal Benteng Vredeburg pada awal abad 18 adalah sebagai bangunan pertahanan.

Editor : Maulina Kadiranti

Latest