Arsitektur bangunan dan pengolahan lahan masih mengikuti konsep Tri Hita Karana, filosofi masyarakat Bali mengenai keseimbangan hubungan antara Tuhan, manusia dan lingkungannya.
Di Desa Penglipuran kamu menemukan kemiripan dari setiap rumah, baik dari pada pintu gerbang rumah, atap rumah dan dinding rumah yang menggunakan bambu, serta lebar pintu gerbang yang hanya memuat untuk satu orang dewasa.
Di masyarakat Bali pintu jenis ini di sebut angkul-angkul.
Rumah-rumah di desa ini rata-rata dibangun dengan material bambu, baik dalam pintu gerbang, atap, dan dinding rumah.
Bak sebuah perumahan, pembagian tata ruang rumah pun serupa satu sama lain, seperti kamar tidur dan dapur.
Baca Juga :8 Cara Mudah Agar Rumah Minim Jendela Bermandikan Cahaya Alami
Uniknya, penggunaan cat tembok pintu gerbang tidak menggunakan cat tembokpada umumnya, melainkan cat berbahan dasar dari tanah liat.
Sayangnya, perkembangan zaman mulai memengaruhi beberapa rumah.
Salah satunya bahkan ada yang mengubah dinding bambu menjadi batu bata.