IDEAonline -Pura Pakualaman menghelat prosesi pernikahan atau Dhaup Ageng antara Bendara Pangeran Haryo (BPH) Kusumo Bimantoro dengan Maya Lakshita Noorya.
Prosesi Dhaup Ageng ini digelar dengan mengikuti tatacara dan tradisi yang berlaku di Keraton Pura Pakualaman.
Dikutip dari kompas.com,Bendara Pangeran Haryo (BPH) Kusumo Bimantoro merupakan putra sulung dari Raja Pura Pakualaman Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Pakualam X yang juga Wakil Gubernur DIY.
Sedangkan Maya Lakshita Noorya merupakan putri dari pasangan Mandiyo Priyo dan Rini Wijayanti.
Ketua Umum Panitia Dhaup Ageng, KPH Indrokusumo mengatakan prosesi Dhaup Ageng ini digelar dengan mengikuti tatacara dan tradisi yang berlaku di Keraton Pura Pakualaman.
Pada tanggal 5 Januari 2019 dilaksanakan Ijab, Panggih dan resepsi.
Acara ini digelar di bangunan utama Pura Pakualaman yaitu Bangsal Sewatama.
Undang 750 tamu khusus Menurutnya pada acara Dhaup Ageng akan dipergelarkan Lima Beksan.
Pada saat resepsi tanggal 5 Januari 2019 ditampilkan Tiga Beksan, yakni Bedhaya Kembang Mas, Beksan Wilayakusumajana, dan Beksan Puri Melati.
Sedangkan pada resepsi Minggu 6 Januari 2019 pada saat Pahargyan akan dipergelarkan Dua Beksan, yakni Beksan Golek Prabudenta dan Beksan Lawung Alit.
"Beksan Bedhaya Kembang Mas diciptakan secara khusus oleh KGPAA Paku Alam X untuk mempelai. Bedhaya ini menggambarkan fase pertemuan calon pengantin, sampai upacara perkawinan," urainya
Begini istana Paku Alaman yang bisa jadi tempat wisata IDEA lovers selanjutnya!
Kompleks istana Paku Alaman lebih kecil dan lebih sederhana jika dibandingkan dengan Kraton Yogyakarta.
Di depan gerbang terdapat lapangan yang ditumbuhi rimbunnya pohon beringin. Lapangan tersebut bernama Alun-alun Sewandanan.
Berbeda dengan Kraton Kasultanan yang menghadap ke Merapi atau ke utara, maka Pura Pakualaman menghadap sebaliknya yakni menghadap ke selatan.
Hal ini sebagai bentuk pernghormatan kepada Kraton Kasultanan yang lebih dulu berdiri.
Di dalam kompleks Kraton Pura Pakualaman terdapat sebuah museum yang benama Museum Pura Pakualaman.
Benda-benda bersejarah yang ada di dalamnya seperti foto-foto bersejarah, perkakas rumah tangga, baju tradisional, senjata, hingga kereta kuno.
Pemandu akan menemani dan menjelaskan secara lengkap tentang cerita dan latar belakang sejarah dari benda-benda yang dipamerkan.
Jika datang pada hari Minggu Pon, maka wisatawan dapat mendengar para penabuh memainkan gamelan ini.
(*)