IDEAonline - Memiliki tempat tinggal di kawasan kota di wilayah Pedurungan, Kota Semarang, yang relatif kecil mengharuskan Erma memutar otak.
Agar keluarga tetap memiliki ruang luas beraktivitas, dia memutuskan membangun rumah bertingkat.
Wiraswasta ini memfungsikan lantai satu sebagai ruang utama dan pusat aktivitas.
Sedangkan lantai dua diutamakan sebagai tempat istirahat.
"Luas tanahnya 200 meter persegi. Untuk ukuran keluarga besar, tentu saja kurang luas. Itu sebabnya, dibangun dua lantai agar aktivitas dan istirahat anggota keluarga tidak saling mengganggu apalagi ada balita juga," ujarnya.
Sebagai akses jalan yang menghubungkan lantai satu dan dua, Erma membuat satu anak tangga.
Awalnya, tangga tersebut dibuat model melengkung.
Atas saran orangtua, konsep itu diubah sehingga tangga berbentuk L atau mengganti lengkung menjadi siku.
"Katanya, fengshuinya kurang bagus kalau tangga berbentuk melengkung. Dipercaya bisa mengganggu kestabilan di dalam rumah. Makanya, desain tangga langsung diubah menjadi bentuk L," terangnya.