Hampir 50% penduduk yang tinggal di sekitar hutan memiliki mata pencaharian sebagai petani rotan.
Sejak dulu rotan juga sudah menyatu dengan kebudayaan masyarakat di Katingan.
Bahkan rotan juga digunakan sebagai pelengkap upacara dan perayaan adat.
Pengrajin rotan juga mengembangkan rotan menjadi kerajinan dengan menggunakan motif khas Dayak yang menjadi ciri khas mereka untuk membedakannya dengan daerah pengrajin rotan lainnya.
Baca Juga : Jadi Tradisi Imlek, Singkirkan 5 Barang Ini dari dalam Lemarimu
Meskipun dalam segi pemasaran rotan Katingan juga masih kalah dari rotan Cirebon, namun melimpahnya bahan baku dan kualitas yang mumpuni diharapkan mampu membuat para pengrajin Katingan bangkit dan semakin mempopulerkan rotan.
Hal ini juga didukung oleh segenap pemerintah Kabupaten Katingan yang turut membantu pengrajin.
Baca Juga : Disebut Bangunan Paling Angker, Hotel Ini Pernah Jadi Tempat Tinggal Para Pembunuh Paling Keji
Misalnya dengan mendatangkan pengrajin dari Cirebon dari program transmigrasi dan sistem resi gudang untuk mempertahankan pasokan bahan baku rotan.
“Kita sudah bekerja dengan Cirebon yang katanya industri rotan terbaik di Indonesia.
Namun karena harganya tidak memadai, makanya masyarakat juga mulai meninggalkan rotan” kata Sakariyas, Bupati Katingan pada Rabu (30/1/2019).