“Ada dua isu, yang pertama sulit sekali memasarkan rotan dari sini ke Cirebon dan mendapatkan hak insentif dari para pengrajin dari para pengusaha di Cirebon dan kedua competitifness dari rotan sintetis dari Cina.
Ini agak ironis rotan sintetis dari Cina dan impor lebih murah dibandingkan rotan alami dari sini.
Kita ingin mengembalikan lagi harga diri rotan alami dengan mendapatkan porsi yang semestinya.”
Untuk itu WWF bekerja sama dengan IKEA sebagai ritel mebel terbesar di dunia melakukan program pendampingan untuk para petani dan pengrajin rotan.
IKEA juga telah melakukan himbauan atau anjuran kepada para pengusaha rotan untuk menggunakan rotan dengan bahan baku yang tidak hanya berkuaitas namun juga jelas asal usulnya.
Baca Juga : Biar Tak Dikira Kapel, Arsitek Ini Memilih Sembunyikan Jendela Rumah
Dalam arti, rotan yang dihasilkan sudah jelas berasal dari lahan yang tidak bersengketa.
Karena rotan Katingan yang memiliki sertifikasi FSC ini berasal dari lahan warga yang tergabung dalam koperasi P2RK dan sudah memiliki legalitas atau surat kepemilikan lahan.
Jadi dengan adanya program pendampingan ini, diharapkan para petani dan pengrajin rotan yang ada di Katingan ini bisa menjual bahan baku rotan mereka dengan harga yang sesuai.(*)