SAMA HALNYA AIR SULING
Pada dasarnya, air hujan terbentuk dari proses penguapan. Prosesnya, air dari sungai, danau, dan laut mengalami penguapan karena terkena panas matahari.
Air yang menjadi uap melayang ke udara, bergerak terus menuju angkasa, menyatu dan bergerombol dengan uap air yang berasal dari berbagai sumber perairan.
Di angkasa atau di langit, uap air mengalami proses pemadatan atau kondensasi sehingga membentuk awan yang bebas bergerak bersama angin.
Kumpulan awan ini lalu menuju tempat yang suhunya lebih rendah atau dingin hingga terbentuk butiran-butiran es.
Jika volumenya besar maka tidak kuat lagi menahan embusan angin sehingga butiran air atau es akan jatuh ke bumi yang disebut hujan air, hujan es, atau hujan salju.
Nanik Indayaningsih, Pembina Utama Muda (Peneliti Madya) di Pusat Penelitian Fisika, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), mengungkapkan sebenarnya air hujan seperti air yang disuling.
Air hujan yang berasal dari uap air sebenarnya air murni (H2O) yang layak dikonsumsi, bahkan jika tidak dimasak pun tetap layak konsumsi.
Namun, yang membuat air hujan diragukan kebersihannya adalah kondisi alam yang tercemar yang ditembus oleh air hujan sebelum menyentuh permukaan bumi.
Lalu bagaimana dengan air hujan yang tak layak konsumsi?
YANG TAK LAYAK KONSUMSI