Sebelum itu, untuk membentuk sebuah ruang besar diperlukan tiang-tiang penyangga atap yang besar pula.
Baca Juga : Sang Ayah Bangun Masjid Sebagai Tempat Pengungsian, Bella Hadid: Saya Bangga Menjadi Muslim
Jumlahnya pun tak bisa sedikit hingga amat sulit membuat ruang yang luas tanpa tersekat kolom-kolom.
Bangsa Romawi kemudian menemukan teknik membuat kubah dan menerapkannya dalam bangunan-bangunan dan kuil agung mereka.
Bangunan awal yang menggunakan atap kubah beton adalah Pantheon, yang terletak di Roma, Italia.
Bangunan yang berfungsi sebagai kuil pemujaan Dewa Romawi ini dibuat tahun 126 Masehi.
Konstruksi kubah pun berkembang hingga era Kekaisaran Byzantium di abad ke-4.
Kekaisaran yang juga dikenal dengan nama Eastern Roman Empire ini merupakan penerus kekaisaran Romawi, berbahasa Yunani, dan menganut agama Kristian Ortodok.
Di bawah pimpian Justinian The Great, wilayah Byzantium menyebar hingga ke daratan Turki. Istanbul—yang saat itu bernama Konstantinopel (Constantinople)— menjadi ibukotanya.
Kontruksi kubah yang dibawa oleh bangsa Romawi kemudian dikembangkan oleh para arsitek zaman Byzantium.