IDEAOnline-Kenyamanan kamar, bagi anak-anak tidak terlepas dari warna-warna yang melekat dari di kamar tempat mereka berada.
Selain kenyamanan, warna dapat diaplikasikan sebagai terapi atas kebutuhan khusus anak.
Tak terkecuali anak autis.
ICD-10 (International Classification of Diseases) 1993 dan DSM-IV (Diagnostic andStatisticl Manual) 1994 merumuskan kriteria diagnosis untuk anak autis yang saat ini dipakai oleh seluruh dunia, sebagai berikut.
Pertama. Tidak mampu menjalin interaksi sosial yang cukup memadai. Ciri-cirinya, kontak mata sangat kurang, ekspresi muka kurang hidup, dan gerak-geriknya kurang tertuju.
Kedua. Tidak bisa bermain dengan teman sebayanya
Baca Juga: Kulkas Tua Membawa Malapetaka! Ini Kisah Dua Orang Anak Kehabisan Napas Akibat Main Petak Umpet
Ketiga. Tidak memiliki rasa empati (tak dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain).
Keempat. Kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan emosional yang timbal balik.
Kelima.Perkembangan bicaranya terlambat atau sama sekali tak berkembang.
Keenam. Sering menggunakan bahasa yang aneh dan berulang-ulang.
Ketujuh. Kurang imajinatif, dan kurang dapat meniru.
Kedelapan. Melakukan gerakan-gerakan aneh yang khas dan diulang-ulang.
Baca Juga: Biru Tak Selalu untuk Lelaki, Warna Kamar Ini Wakili 6 Karakter Anak
Baca Juga: Empat Inspirasi Ruang Favorit Anak, Penuh Warna dan Desain Unik
Yang sangat menonjol pada anak autis adalah tidak adanya atau kurangnya tatap mata dengan lingkungan sekitarnya.
Menurut Dina Tridiasrini M.Psi dari PT. Maxima Performa Indonesia dalam tulisannya tentang Psikologi Warna untuk Anak, terapi warna dapat membantu anak autis untuk lebih aware dengan lingkungannya.
Terapi warna dapat dimulai dengan merangsang respon anak dengan pemberian warna panas/hangat di kamarnya.
Warna hangat cenderung mempunyai efek kegairahan bagi yang melihatnya.
Bagaimanapun ketika kamar diberikan warna merah, merah muda, kuning, oranye, warna ungu,
Kemudianemas, dapat menstimulasi, membangkitkan emosi orang yang berada di ruangan tersebut,
terutama jika berada dalam waktu yang lama dalam lingkaran warna hangat, terutama warna-warna yang berada dari merah ke kuning.
Baca Juga: Risau Anak Tak Mau Diam? Inilah Inspirasi Desain Kamar Anak Hiperaktif
Baca Juga: Inspirasi Desain Kamar Anak, Warna Penyeimbang untuk Anak Hiperaktif
Warna merah memiliki efek emosional yang paling tajam dibandingkan dengan warna lainnya.
Menurut Havelock Ellis pada artikelnya Psychology of Red dalam ‘Popular Science’ mengatakan, bahwa pada spektrum warna, merah itu timbul paling bawah.
Tetapi munculnya pada mata kita adalah paling cepat dan kuat.
Oleh karenanya rangsangan warna merah lebih dapat membantu memberikan stimulus pada anak autis, sehingga dapat lebih memmerhatikan lingkungannya.
Baca Juga: Ajak Anak Rapikan Mainannya, Bisa Tumbuhkan Sikap Peduli dan Berbagi
(*)