Laporan tabloid Rumah209
IDEAonline -Rumah bergaya klasik nan mewah tak lengkap tanpa lampu ini.
Siapa sangka, idenya datang dari kumpulan gantungan lilin yang murah.
Baca Juga: Bisa Pakai Bambu Hingga Batu, Begini Trik Hias Taman dengan Pilihan Hardscape yang Lebih Murah!
Jika diterjemahkan bebas ke dalam bahasa Indonesia, chandelier memang berarti tempat lilin.
Namun sejak abad pertengahan (500—1500 SM), sebutan chandelier lebih merujuk kepada jenis lampu gantung bercabang yang terdiri atas sekumpulan lampu yang berjumlah lusinan.
Istilah chandelier sendiri berasal dari bahasa latin candelbrum yang berarti tempat lilin, yang kemudian disebut chandelabre oleh bangsa Perancis pada abad ke-10.
Baca Juga: Berorientasi ke Taman, Hunian Seluas 275 M ini Seolah Menyatu dengan Alam!
Baru pada abad ke-14, bangsa Inggris menggunakan istilah chandelier, yang juga merupakan ejaan baru bahasa Perancis pada abad ke-12.
Metamorfosis Bentuk
Jangan membayangkan desain lampu rumit dengan ukuran besar! Bentuk chandelier awal sangat sederhana.
Ia terbuat dari 2 bilah kayu yang dipaku menyilang sehingga berbentuk salib.
Di atas kayu inilah lusinan lilin sebagai penerang diletakkan.
Rangkaian ini kemudian ditarik oleh tali yang disematkan pada sebuah kail di dinding.
Seiring dengan waktu, material dan bentuk chandelier pun berubah sesuai dengan tren yang berkembang di masanya.
Baca Juga: Berorientasi ke Taman, Hunian Seluas 275 M ini Seolah Menyatu dengan Alam!
Seperti adaptasi bentuk mahkota pada chandelier abad ke-15, detail ornamen ormolu khas Perancis di abad-18, penggunaan cor logam yang disepuh pada zaman Neoklasik, maupun produksi masal chandelier dengan lampu gas di abad ke-19.
Simbol Status dan Kemewahan
Satu hal yang menyatukan keberagaman wujud chandelier, yaitu fungsinya sebagai penerang sekaligus simbolisme status dan kemewahan.
Bagai sebuah perhiasan yang menggantung dari kejauhan, maka tak heran jenis lampu ini sering ditemukan di foyer atau ruang tamu istana dan rumah-rumah bangsawan.
Ukurannya yang cenderung gigantis dengan detail rumit meliuk-liuk bak sulur tanaman menjadikan chandelier identik dengan desain klasik.
Agar makin terlihat mewah, biasanya rangka chandelier disepuh atau bahkan menggunakan logam emas.
Walaupun berasal dari zaman kuno, chandelier tak sepi peminat karena tampilannya yang selalu up-to-date.
Tak harus bangsawan, kini Anda bisa mengaplikasikannya, bahkan di rumah bergaya modern sekalipun.
(*)