Laporan Majalah IDEA 182
IDEAonline -Rumah Cilamaya. Inilah nama rumah yang berada di Cideng, Jakarta Pusat.
Rumah, yang dibangun di era kolonial Belanda ini, kini tampak menawan usai direnovasi oleh sang pemiliknya, Teuku Amir Fahrul Karimuddin, yang akrab disapa Amir.
Lewat bantuan Ren Katili, arsitek dari Studio Arsitektropis, Amir berhasil mengembalikan kenyamanan di rumah peninggalan sang mertua.
Baca Juga: Berbaur dengan Alam, Intip Tampilan Rumah Seluas 278 M yang Mengeksplorasi Material
Rumah ini, meskipun dari luar terlihat biasa, namun memiliki bagian dalam yang akan membuat Anda terpesona dengan tampilan interior dengan sentuhan industrial.
Ren mengungkapkan, awalnya Amir berencana merobohkan bangunan dan membangun ulang kediamannya.
Ini lantaran ia mendambakan tampilan rumah yang modern dan sesuai dengan wajah rumah masa kini.
“Rumah ini juga sudah seperti gudang, karena banyak barang-barang antik koleksi orangtua istrinya yang ditaruh di sini.
Baca Juga: Cocok untuk Relaksasi, Begini Nyamannya Kamar Mandi Tanpa Sekat Karya Dalam Negeri
Tapi, saya lihat bangunan rumah ini cukup responsif dengan iklim di Indonesia.
Karena itu, saya memberi pendekatan ke pemilik agar rumah ini tidak dihancurkan dan lebih baik kita renovasi interiornya.
Lalu, kita percantik juga bagian depannya,” ungkap Ren.
Kecantikan interior rumah Cilamaya hadir dengan mengusung gaya industrialtropis yang maskulin dan atraktif.
Aplikasi konsep ini tampil melalui penggunaan material dinding bata ekspos yang berada di ruang keluarga dan dapur.
Lantai granit bermotif semen dan kayu pun turut memperkuat konsep hunian ini.
Ren mengatakan, selain mempercantik interior, material ekspos yang digunakan merupakan material alam sehingga mampu mereduksi suhu panas di dalam ruang dan cocok digunakan untuk rumah yang berada di tengah kota.
“Jadi, ruang pun terasa lebih adem saat digunakan dan meminimalkan hawa panas di rumah ini,” tegasnya.
Baca Juga: Perlu Diperhatikan, Ini Letak Septictank yang Benar Kata Feng Shui
Berbagai furnitur berbahan kayu dan besi juga dihadirkan untuk menyempurnakan sentuhan industrial pada interior rumah ini.
Namun, penggunaan yang paling menonjol berada di ruang keluarga, foyer, koridor penghubung antara ruang tamu dan ruang keluarga.
Material ini diterapkan pada sofa, kredenza, meja, dan lemari pajang.
Sementara itu, Ren mengaku punya tantangan tersendiri ketika akan memulai renovasi bangunan ini.
Baca Juga: Menurut Ahli, Ini Dia Standar Furnitur di Ruang Kerja! 'Tinggi Meja Harus 72,5 Cm
Tantangan yang harus dihadapi adalah bagaimana menyatukan bangunan tua di bagian depan dan bangunan baru di bagian belakang hunian ini.
Sebab, bila salah langkah dalam proses penyatuan, tentu akan membuat usia material yang digunakan jadi tak seimbang dan bisa menimbulkan masalah baru pasca renovasi.
“Sebelum mulai renovasi, kita minta sama kontraktor buat ngecek dulu semua kondisi dan usia material yang dipakai di bangunan lama.
Bagian-bagian mana saja yang perlu kita ganti di bangunan lama, supaya masa pakainya sama dengan bangunan baru.
Baca Juga: Dekat dengan Alam, Deretan Hunian di Dunia Ini Tampilkan Kesan Adem Lengkap dengan Taman Belakang
Namun setelah kita cek, ternyata masih bagus, seperti pintu, kusen, atau kerangka atapnya.
Soalnya pas awal dibangun elemen-elemen ini memakai kayu jati asli, jadi masih awet dan tidak dimakan rayap, sehingga masih bisa digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama,” jelas Ren.
Karena itulah, Ren merasa tak perlu mengubah wajah rumah ini. Ia dan timnya hanya merapikan dan mengecat ulang bagian depan bangunan tersebut.
Fasad rumah Cilamaya pun kembali seperti semula dan menarik perhatian.
(*)