Misalnya, terdapat kesulitan menciptakan produk homogenous tile warna putih yang mendekati sempurna.
Kalaupun bisa, tentu biayanya sangat mahal.
Demikian juga untuk aplikasi motif, warna, dan tekstur yang menyerupai kayu.
Sehubungan dengan tuntutan desain yang ingin dicapai tanpa terhambat oleh kemungkinan harga materialnya menjadi mahal, maka muncullah produk lain yang disebut “porcelain tile” atau ubin porselen.
William Sidabutar, arrsitek lulusan Universitas Trisakti yang menyelesaikan S2 di tempat yang sama ini, menjelaskan pemahamannya tentang porlain tile.
Produk ini dianggap memiliki kelebihan seperti homogenous tile namun lebih bisa bercorak, berwarna, bahkan bertekstur dan harganya pun tidak menjadi mahal dibandingkan jika diproduksi dengan proses homogenous tile.
Ubin porselen diproduksi dengan sistem 2 layer atau lapis.
Baca Juga: Cegah Bocor dan Percantik Kamar Mandi, 4 Penutup Lantai Ini Pilihannya
Hal ini akan terlihat jelas apabila kita membandingkan penampang samping “badan” ubinnya.
Homogenous tile memiliki penampilan yang sama, mulai dari permukan atas sampai bawah, baik warna maupun materialnya.
Misalnya, jika berwarna biru, akan terlihat pada seluruh “badan”, dari atas hingga bawah.