Ada yang berbeda di Galeri Nasional sore itu. Instalasi kotak kayu panjang kecoklatan yang ada di sebelah kiri bagian depan gedung Galeri Nasional ini sangat memikat mata. Warnanya yang kontras berbeda sekali dengan putihnya bangunan Galeri Nasional. Pintu masuk kotak kayu panjang itu terletak samar di sebelah kiri. Saat melintasinya, saya merasa seakan memasuki ruangan tanpa ujung. Cahaya dan udara sejuk masuk lewat sela-sela anyaman rotan. Lorong “waktu” ini rupanya merupakan bagian pembuka dari pameran Prihal arsitektur andramatin.
Ada 826 karya sejak tahun 1998 hingga tahun 2019 diletakkan berurutan tahun per tahun. Seakan saya diajak “bernostalgia” kembali ke dalam perjalanan 20 tahun arsitektur andramatin. Pameran Prihal ini merupakan rangkuman, sekaligus penanda dari dua dekade perjalanan berkarya andramatin sebagai sebuah studio perancangan, yang didirikan dan dikepalai oleh Isandra Matin Ahmad (Andra Matin) sejak tahun 1998.
Baca Juga: Menyimak Karya Arsitek Ini, Dimasa Mendatang Tidak Ada Atap Segitiga
Prihal merupakan sebuah pameran arsitektur yang memperlihatkan sisi lain dari studi arsitektur andramatin. Cerita di balik desain, keseharian, dan hubungan dengan klien, adalah beberapa hal yang akan diperlihatkan pada pameran ini. Ketiga hal ini adalah bagian dari latar belakang lahirnya gagasan-gagasan arsitektur andramatin, dan pada akhirnya juga turut membentuk budaya kerja di kantor andramatin.
Melalui karya-karya perancangannya sejak dua dekade yang lalu, andramatin telah mendapatkan berbagai penghargaan nasional maupun internasional. Beberapa di antaranya adalah penghargaan Ikatan Arsitek Indonesia pada tahun 1999, 2002, 2006, dan 2011, penghargaan Honorable Mention pada the 16th Venice Architecture Biennale 2018, serta Aga Khan Award shortlist pada tahun 2019.Prihal hadir sebagai upaya untuk merekam dan melanjutkan keberlangsungan karya tersebut, sehingga dapat diketahui dan dimanfaatkan secara positif oleh generasi di masa ini maupun yang akan datang.
Baca Juga: Wajib Lihat! Rumah Unik Karya Arsitektur Jepang Ini Tidak Berbadan
Artianda Akbar dan Danny Wicaksono yang merupakan kurator dari pameran Prihal ini menyatakan bahwa ide besar pameran ini adalah hasil dari dua gagasan utama. Yang pertama adalah mengenai peran yang diambil andramatin melalui perancangannya terhadap beragam dimensi ruang hidup di Indonesia. Dan yang kedua adalah mengenai bagaimana disiplin arsitektur itu sendiri diciptakan, dikelola, dan dibina di dalam keseharian kerja lingkungan studio andramatin.
Pameran berlanjut menuju ruangan-ruangan dalam Gedung A dan B. Disini disajikan beragam konsep melalui maket-maket, instalasi audio visual, serta ruang interaktif yang disajikan bergantian dalam tema-tema Prihal Jakarta, Prihal Kota-Kota Lain, Prihal Bentuk, dan Prihal Material.
Baca Juga: Pemilik Rumah Mungil, Coba Tata Hunian Gunakan Funitur Beroda! Ini AlasannyaPrihal Jakarta berisi 11 proyek bangunan publik karya andramatin. Prihal Kota-Kota Lain menampilkan 16 proyek yang didesain oleh andramatin di kota-kota di Indonesia selain Jakarta. Maket-maket putih yang dihadirkan tak selalu karya-karya arsitektur andramatin yang terbangun. Di area Prihal Bentuk misalnya, andramatin tetap menampilkan 30 karya yang tidak/belum terbangun. Di area ini saya merasakan kejujuran andramatin bahwa “gelap” pun merupakan bagian dari proses arsitektur andramatin hingga bisa menjadi seperti sekarang.