IDEAOnline- AC (Air Coditioner) atau alat pengondisi udara, saat ini bukan merupakan barang baru lagi.
Berbagai kondisi menjadi alasan kuat pemakaian AC, di antaranya adanya pencemaran sehingga kualitas lingkungan menjadi buruk.
Alasan lain terkait desain rumah yang dengan luasan terbatas, menciptakan desain “ruang di dalam ruang”.
Hal ini menyulitkan rumah dipasangi bukaan atau jendela.
Sebab lain adalah semakin padatnya permukiman yang menyebabkan pengudaraan di dalam rumah tidak lancar atau terganggu.
Ada pula alasan pemasangan AC karena gengsi, akibat dari adanya pandangan masyarakat bahwa menggunakan AC berarti lebih berduit.
Jika dilihat dari harga AC dan biaya listrik yang dikeluarkan tiap bulannya, memang pemilik AC butuh dana lebih.
Tapi, bukankah sangat mubazir jika uang dikeluarkan hanya untuk gengsi?
Baca Juga: Begini Caranya Mengatur dan Meletakkan Posisi Dapur Agar Terlihat Luas
Nah, dari sekian banyaknya alasan, sangat baik jika sebelum memakai AC mengetahui sisi positif dan negatif pendingin ruangan ini.
Sisi positifnya, AC mampu mengatur udara di dalam ruang pada suhu dan kelembapan tertentu.
Karena itu, kualitas udara yang dikeluarkan AC cenderung stabil.
Selain kelembapan, AC dilengkapi filter yang bisa menyaring udara.
Dengan demikian, udara yang dikeluarkan AC lebih bersih, bebas debu dan partikel- partikel mengganggu lainnya.
Saat ini tersedia juga AC yang menawarkan berbagai fitur, termasuk fitur anti jamur dan anti bakteri.
Jika AC terawat, kualitas udara tetap terjaga.
Setelah itu, secara global pun kebocoran akan terhindar sehingga perusakan lingkungan akan berkurang.
Baca Juga: Cara Bikin Home Theatre Kedap Suara Tanpa Gema, Pakai Material Akustik
Adapun sisi negatif AC adalah pada sis masalah utama yang dimilikinya yaitu konsumsi energi.
Pengguanaan AC pada sebuah rumah akan menyerap 60% energi dari keseuruhan energi yang dipakai di rumah.
Mengapa demikian besar?
AC bekerja dalam beberapa tahap, mulai dari mengisap udara, mendinginkannya, lalu mengalirkannya lagi ke dalam ruangan.
Semua proses ini membutuhkan energi listrik yang besar.
Beban listrik ini akan semakin besar apabila penggunaan AC dilakukan serampangan.
Jika ruangan yang memakai AC tidak benar-benar tertutup, untuk mencapai suhu dingin tertentu dibutuhkan tenaga yang lebih banyak.
Ini karena sebelum suhu tersebut tercapai, AC akan terus-menerus bekerja.
Semua mesin pendingin,termasuk AC, menggunakan bahan yang disebut refrigerant (lebih dikenal dengan kata freon).
Baca Juga: Mengeksplorasi Material, Begini Ademnya Hunian Seluas 278 M yang Berbaur dengan Alam
Menurut penelitian, freon ini mempunyai andil dalam merusak lapisan ozon.
Bagi sebagian orang, AC bisa menyebabkan Sick BuildingSyndrome.
Sindrom tersebut artinya, kondisi bangunan membawa pengaruh-pengaruh buruk kepada penghuninya.
Dalam hal ini, kondisi udara yang dihasilkan AC bagi kulit yang sensifit bisa menyebabkan kulit kering dan pecah-pecah.
Ini karena AC bukan saja menurunkan suhu, tetapi juga mengurangi kelembapan udara.
Seiring berkembangnya teknologi, kerugian-kerugian yang timbul karena AC sedikit demi sedikit terus diperbaiki.
Memilih untuk menggunakan atau tidak menggunakan AC berpulang kepada setiap orang, sebagai penghuni rumah.
Namun, dengan mengetahui sisi baik dan buruk ini, tentu siapa pun akan lebih mantap memutuskan pilihan.
Baca Juga: Inspirasi Sentuhan Kayu Warna Putih di Dapur, Tak Monoton Justru Mewah!
Artikel ini pernah tayang di IDEA online dengan judul Sudah Saatnya Pakai AC? Sebelum itu Ketahui Positif dan Negatifnya!
(*)