IDEAonline- Konsep industrial yang kental dengan tampilan maskulin, dibuat asri dengan hadirnya tanaman.
Beberapa tahun terakhir, konsep industrial banyak diterapkan pada desain interior maupuneksterior kafe dan restoran.
Konsep tersebut biasanya identik dengan penggunaan material alami yang tampil apa adanya, bahkan tak jarang tanpa finishing sama sekali.
Tampilan material yang “kasar”inilah yang membuat bangunan tampak maskulin dan artistik.
Tak heran, banyak penghuni rumah yang kepincut dan mengadopsi gaya tersebut ke dalam huniannya.
Baca Juga: Tak Boleh Asal, Ini Cara Memilih Soft Furnishing yang Aman untuk Anak
Salah satu yang tertarik dengan konsep industrial ialah pasangan Aryan Adia dan Dian Trianasari.
Sedari awal menempati hunian di bilangan Serpong ini, industrial langsung mereka pilih menjadi konsep desain rumah.
“Kami sering banget nongkrong di kafe sama saudara-saudara.
Terus ngeliat konsepnya, rata-rata pakai industrial dan kayaknya bagus kalau diaplikasikan di rumah.
Biar bisa seringsering ngafe di rumah, akhirnya konsep ini kami pilih.
Sekaligus, agar rumah kami bisa jadi basecamp untuk kumpul para suadara dan ambience-nya serasa di kafe,” cerita Dian.
Baca Juga: 6+ Ide Dekorasi Kamar dan Ruang Bermain Anak dengan Tema yang Berbeda, Coba Furnitur Multifungsi!
Sejalan dengan tema industrial yang khas, di rumah yang dibangun pada lahan seluas 90 meter persegi ini, sentuhan unfinished muncul dari pilihan material lantai yang tidak dilapisi dengan material apa pun.
Lantai hanya dilapisi dengan acian semen.
Selain memburu kesan industrial dari raw material, acian semen juga dipilih untuk mendatangkan hawa sejuk dalam rumah.
Sebab, saat diinjak, semen akan menimbulkan sensasi lebih sejuk dibandingkan material pelapis lantai lainnya.
Gaya industrial tak diaplikasikan pada seluruh rumah, namun hanya diterapkan pada dapur, kamar anak, dan ruang menonton TV di lantai dua.
Bagian rumah yang lain, seperti ruang tamu, kamar tamu, dan kamar utama diberi sedikit sentuhan gaya Skandinavia agar rumah tetap terlihat “ringan” dan terang.
Adanya perbedaan dua konsep yang kontras di rumah ini menciptakan kejutan tersendiri bagi tamu yang menginjakkan kaki di rumah ini.
Sebab, kesan industrial baru akan terasa ketika tamu memasuki area dapur.
Soal warna, skema monokrom mendominasi hunian ini.
Bata merah yang dicat putih digunakan sebagai material dinding untuk mengesankan luas dan bersih.
Untuk menciptakan kontras, dinding dapur menggunakan material semen yang dibiarkan tampil apa adanya.
Selain menguatkan kesan industrial, dapur juga terlihat lebih menonjol dari ruangruang lainnya.
Di area dapur, Dian sengaja memasang hanging lamp yang biasa memperkuat konsep industrialnya.
Baca Juga: Aman Saat Jual Beli Tanah Pahami Prosesnya, Ini yang Harus Dilakukan!
Di bagian plafon terdapat detail pipa hitam yang berfungsi sebagai dekorasi agar suasana seperti kafe lebih terasa.
Ibu dari Aldebaran Bumi Adiantra ini juga menghadirkan unsur kayu berwarna cerah pada sebagian furniturnya.
Meskipun didominasi skema warna monokrom, rumah tetap jauh dari kesan kaku karena kehadiran berbagai soft furnishing yang punya warna cerah.
Agar kesan maskulin pada konsep industrial terlihat lebih lembut, Sari menambahkan tanaman—yang menjadi kecintaannya—di setiap sudut rumah.
Selain meletakkan indoor plant di dalam huniannya, ia pun memanfaatkan lahan kecil di sebelah dapur sebagai area vertical garden yang menjulang hingga ke lantai atas.
Selain sebagai jalur sirkulasi udara di dalam rumah, vertical garden yang posisinya bersebelahan dengan dapur dan area makan ini membuat suasana santap menjadi lebih rileks.
Hasil penggabungan dua unsur ini menghasilkan tampilan rumah yang terasa asri tanpa meninggalkan kesan maskulin dari gaya industrial.
Bersebelahan dengan vertical garden, dapur dan area makan memiliki sirkulasi udara yang lancar.
Untuk memisahkan kedua area tersebut, pemilik rumah menggunakan pintu kaca yang bisadigeser.
Dapur merupakan bagian yang paling terasa kental gaya industrialnya.
Kitchen set menggunakan perpaduan material antara kayu, semen ekspos, dan HPL ( highpressure laminate).
Area vertical garden merupakan bagian yang paling memakan biaya cukup besar dalam proses pembuatannya.
Baca Juga: Terganggu Polisi Tidur di Permukiman? Patuhi Aturan Ini Saat Membuat!
Butuh 3 kali desain hingga akhirnya tanaman di vertical garden ini bisa tumbuh subur.
Di rumah ini, koleksi mainan dipajang di lemari terbuka sebagai bagian dari dekorasi.
Didesain tanpa sekat, dari pintu masuk, tamu yang datang bisa langsung melihat dapur yangerletak di bagian dalam rumah.
Berada persis di sebelah kamar anak, area nonton ini menjadi ruang favorit keluarga.
Demi memberi kesan luas, pemilik rumah memanfaatkan sekat kaca dan pintu geser untuk memisahkan kamar anak dan area nonton.
Di area ini, kesan industrial sangat terasa berkat material semen ekspos dan lis hitam pada pintu geser.
Dinding kamar anak laki-laki ini dipulas cat putih.
Baca Juga: Cegah Banjir dengan Konservasi Air, Green Building Concept Jawabannya
Sementara, semen ekspos digunakan sebagai pelapis lantai.
Yang membuat unik ialah jendela besar dengan lis hitam pada salah satu dindingnya.
Tidak banyak dekorasi yang dihadirkan pada kamar tamu di rumah ini.
Pemilik rumah menggunakan single bed bermaterial kayu dan meletakkan sedikit unsur tanaman di pojok ruang.
Teras mungil menjadi ruang pertama yang ditemui pada rumah ini.
Baca Juga: Bagaimana Cara Menstimulasi Kreatifitas di Ruang Bermain Anak? Hati-hati Ganggu Psikologis Anak
Menyesuaikan luas lahan yang tersisa, pemilik rumah hanya menghadirkan dua kursi dan satu meja pada area ini.
Pilihan keramik motif kayu pada pelapis lantai membuat teras tampak lebih hangat.
Artikel ini tayang di majalah IDEA edisi 191
(*)