IDEAonline- Jatinangor terkenal dengan kawasan yang di dalamnya terdapat banyak kampus ternama, mulai dari UNPAD, ITB, dan IPDN.
Tak heran, bila kawasan ini banyak dihuni oleh mahasiswa dari seluruh penjuru Indonesia.
Untuk menunjang gaya hidup mahasiswa tersebut, banyak berjamur kafe atau restoran kekinian dengan ragam konsep.
Yang teranyar, ada Plumeria House yang berlokasi di Jalan Cikuda.
Namun, Plumeria House bukan sekadar restoran biasa.
Baca Juga: Tak Bisa Lepas dari Lampu, Terkuak Alasan Kenapa Pencahayaan Ruang Penting untuk Manusia
Plumeria House dibangun untuk memfasilitasi mahasiwa yang indekos di kos ekslusif bernama Beverly Park, yang berada di satu kawasan yang sama.
Dibangun dengan segmentasi mahasiswa, Plumeria House merupakan bangunan multifungsiyang terdapat fasilitas lain di dalamnya, seperti co-working space dan ruang gym.
Hal inilah yang membedakan Plumeria House dengan resto-resto lainnya.
Diintip dari fasad, bangunan Plumeria House memang terlihat cukup mentereng.
Selain memiliki desain eksterior yang unik dan kekinian dengan material baja dan kaca, Plumeria House yang terdiri dari 3 lantai ini juga menyuguhkan pemandangan yang indah.
Jika kebanyakan kafe dan resto menyajikan pemandangan kota dari atas bukit atau dengan citylight-nya, Plumeria House menyuguhkan pemandangan alam dari persawahan yang terhampar luas.
Baca Juga: Mudah, Ini Trik Manfaatkan Sudut Sisa untuk Powder Room atau Ruang Rias!
Sekilas, mirip dengan kafe atau restoran yang ada di Ubud, Bali.
Meski secara bangunan, Plumeria House terdesain dengan sangat apik, namun ternyata ada banyak kesulitan dalam proses pembangunannya, terutama dari sisi lokasi.
Hal ini disampaikan oleh sang arsitek, Lukie Widya dari Luwist Spatial.
“Bangunan ini berdiri di atas lereng atau sawah yang berkontur dan lumayan curam.
Ini yang membuat proses pembangunan menjadi lama karena kami harus memastikan apakah tanah ini layak untuk dibangun atau tidak,” ujar Lukie.
Baca Juga: Pilah-pilih Wallcover untuk Kamar Anak, Jangan Abaikan Kondisi Dinding
Hal inilah yang membuat Plumeria House terbangun secara menurun mengikuti kontur sawah.
“Kalau dibangun rata, akan memakan biaya yang sangat mahal.
Makanya sebagai solusi, kami desain bangunannya miring, atapnya juga miring.
Jadi seakan-akan gestur bangunannya mengikuti gravitasi,” jelas arsitek yang memiliki biro di Bandung ini.
Dengan desain bangunan yang menurun, Plumeria House seperti memiliki 3 massa bangunan yang berbeda dan setiap massa bangunan terdiri dari tiga lantai.
Baca Juga: Wajib Tahu, Ini 5 Langkah Jadikan Kamar Mandi Mungil Tetap Nyaman, Olah Dindingmu
Semuanya dihubungkan dengan tangga yang bermaterial baja.
Berkonsep semi semioutdoor, pembagian ruangnya pun terlihat unik.
Lantai paling dasar merupakan area gym, lantai dua untuk co-working space, lantai tiga untuk dapur, dan sisanya adalah area restoran.
Dari area balkon di lantai dua, pengunjung bisa dengan jelas melihat pemandangan sawah karena posisinya yang bersebelahan persis.
Tak hanya dapat dinikmati oleh mahasiswa yang indekos di Beverly Park,Plumeria House juga terbuka untuk umum.
Semua bagiannya bisa disewakan untuk berbagai acara, seperti seminar atau workshop, tanpa dikenakan biaya hanya diwajibkan untuk membeli makanan dan minumannya saja.
Dengan konsep one stop place restaurant, Plumeria House sangat tepat dijadikan destinasi kuliner di akhir pekan.
antara massa bangunan yang satu dengan yang lainnya, dihubungkan dengan tangga.
didesain secara terbuka dan banyak mendapat angin dari sekelilingnya, Plumeria House tidak menghadirkan pendingin udara buatan (aC).
Furnitur yang digunakan cenderung simpel dengan paduan kayu dan besi, serta dudukan sofa yang nyaman.
dilhat dari arah sawah, bangunan Plumeria House terbagi menjadi 3 lantai; lantai dasar untuk area gym, lantai dua untuk co-working space, dan plaling atas untuk restoran.
Skylight dari kaca tempered setebal 10 mm ini membentuk siluet di dalam ruang, hasil terpaan sinar matahari.
Selain sebagai elemen dekorasi, lampu gantung berbentuk bulat dengan sinar kuning juga memberi kesan hangat ketika malam tiba.
Baca Juga: Percantik Pagar dan Gerbang, Beri Kesan Beda dengan 7 Jenis Warna Ini
Tidak terlalu banyak palet warna yang digunakan pada Plumeria House.
Setidaknya, bangunan ini hanya didominasi tiga warna, yaitu cokelat, abu-abu, dan putih. untuk menambah keasrian di area indoor, tanaman diletakkan sebagai elemen dekorasi.
Artikel ini tayang di majalah IDEA edisi 191
(*)