Karena jumlah pasien sangat banyak dan meningkat Zhang tinggal di daerah isolasi sampai tidak bisa pulang karena terlalu sibuk.
Dia bersama dengan rekan-rekannya mengenakan pakaian pelindung hampir selama berhari-hari untuk menghindari kontaminasi silang.
Baca Juga: Manfaatkan Ruang Bawah Atap, Ini Cara Menata Attic agar Tak Panas
Tapi semua rasa lelah itu tidak sebanding dengan rasa sakit yang diderita Zhang Ni pada 18 Januari setelah 6 hari berturut-turut berada di bangsal Isolasi.
Saat dia memiliki kesempatan untuk pulang dan beristirahat justru hal mengerikan dialaminya.
Saat Zhang tiba di rumah dia mengetuk pintu namun tidak ada jawaban dari dalam rumah.
Karena khawatir, Zhang mendobrak pintu dan terkejut ketika melihat pamannya terbaring di lantai.
Dia memanggil petugas medis dan dengan cepat membawa pamannya. Namun sayangnya nyawanya tidak tertolong.

Selamatkan Ratusan Pasien, Namun Tak Bisa Selamatkan Nyawa Orang yang Disayang, Kisah Perawat Virus Corona yang Terlalu Sibuk Berada di Ruang Isolasi Ini Jadi Sorotan Warganet
Paman Zhang meninggal karena menderita stroke.
Sejak usia 1 tahun, ayah Zhang meninggal karena kecelakaan, sementara ibunya menikah lagi, Zhang diadopsi oleh pamannya.