Masih berkenaan dengan privasi, jika diperlukan, dinding terbuka musala bisa ditutup oleh tirai yang dipasang mengelilingi bangunan musala.
Saat tidak digunakan, tirai-tirai ini diikat ke arah tiang dan menjadi aksen yang menarik untuk interior musala.
Baca Juga: Tak Hanya Stres, Begadang Juga Bisa Buat Badan Rentan Terkena Virus Corona Masuk, Ini Alasannya!
Baca Juga: Jangan Percaya 11 Mitos tentang Virus Corona Ini, Tak Sesuai Fakta!
Lebih Tinggi, Lebih Sakral
Meski tidak ada aturan pasti tentang peletakkan musala, secara umum, musala sebaiknya diletakkan di tempat yang bersih dari najis/kotoran dan tidak menghadap ke pemakaman.
Untuk memperoleh efek bersih dan sakral tersebut, musala yang satu ini dibangun dengan permainan ketinggian level lantai.
Perbedaan ketinggian menegaskan batas suci dari tempat doa dan taman. Sehinga saat menapaki anak tangga, hati pun sudah dipersiapkan untuk menghadap Tuhan.
Guna mempermudah perawatan, dipilih bahan keramik untuk lantai musala, karena mudah dibersihkan.
Selain perbedaan ketinggian level lantai, untuk menegaskan batas suci tersebut, musala ini dibangun di atas kolam.
Efek lain yang didapat, gemericik air kolam menambah kesan adem dan alami saat penghuni rumah beribadah di dalamnya.
Kayu untuk Mihrab