"Kami membutuhkan pengumpulan sampel yang sistematis dari pasien yang pulih untuk lebih memahami berapa lama virus hidup benar-benar hilang,," kata juru bicara itu.
"Kita juga perlu memahami apakah ini berarti mereka (pasien sembuh yang dites positif) masih dapat menularkan virus corona ke orang lain. Karena memiliki virus hidup tidak selalu berarti dapat menularkannya ke orang lain".
Dalam wawancara dengan BBC belum lama ini, ahli epidemiologi penyakit menular Maria Van Kerhove, bagian dari Program Keadaan Darurat Kesehatan WHO, menjelaskan tentang "sel virus mati".
"Saat paru-paru sembuh, ada bagian paru-paru yang merupakan sel-sel mati yang muncul. Ini adalah bagian dari paru-paru yang sebenarnya dinyatakan positif," katanya.
"Ini bukan virus menular, ini bukan pengaktifan kembali. Ini sebenarnya bagian dari proses penyembuhan."
"Apakah itu berarti mereka memiliki kekebalan? Apakah itu berarti mereka memiliki perlindungan yang kuat terhadap infeksi ulang? Kami belum tahu jawabannya."
Untuk beberapa virus, seperti campak, mereka yang tertular kebal seumur hidup.
Untuk coronavirus lain seperti SARS, kekebalan berlangsung dalam rentang waktu beberapa bulan hingga beberapa tahun.
Hingga Rabu (13/5/2020) siang, Pandemi ini telah menewaskan lebih dari 292.000 orang di seluruh dunia dan secara resmi menginfeksi 4,3 juta orang. Artikel ini telah tayang di Kompas.comdengan judul "WHO: Pasien Corona yang Sembuh dan Positif Lagi, Bukan karena Terinfeksi Ulang"
Baca Juga: Waspadai Penularan Virus Corona dari OTG dan Kenali Gejala Baru Covid-19