Tujuan gerakan ini antara lain untuk menjaga semangat para barista yang di-PHK, menyambung silaturahmi, serta membuka peluang lain.
Tak hanya itu, gerakan ini juga dimaksudkan untuk saling bertukar pengalaman dan member apresiasi meski hanya sekadar uang transportasi.
Sebelum gerakan ini terlaksana, BGI melakukan pendataan terlebih dahulu.
Hal ini ditujukan untuk memetakan seberapa besar dampak pandemi terhadap mereka yang bekerja di sektor hilir industry kopi.
Selain itu, BGI juga ingin memanfaatkan data untuk membuat program-program yang bisa membantu meringankan beban para barista yang terkena dampak virus corona.
Menariknya, program ini juga terbuka untuk kolaborasi dengan pihak mana pun yang memiliki tujuan sama dengan memanfaatkan data yang ada.
Menurut data yang berhasil dihimpun oleh BGI per 22 Mei 2020, pekerja hilir kopi yang di-PHK lebih dari 900 orang.
Yang paling banyak berada di Jakarta (331 orang), lalu disusul Jawa Barat (174), Banten (80), Jawa Timur (72), Jawa Tengah (40), Yogyakarta (43) dan tempat-tempat lainnya.
Kalau dilihat dari status perkawinannya, 14 persen (sekitar 124 orang) sudah kawih, sementara mayoritasnya (757 orang) masih bujangan.
Di fase awal, gerakan ini akan mendata kedai kopi mana saja yang mau berpartisipasi dalam program Barista Asuh.
Bagi kedai kopi yang mau ikut, bisa mendaftar langsung melalui tautan: bit.ly/baristaasuh.