Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Mengintip Cara Jepang Tanggulangi Sampah Perlu 10 Tahun, Indonesia Bisa Lebih Cepat?

Kontributor 01 - Kamis, 18 Juni 2020 | 15:00
Sampah, jika tak terngani benar berdampak pada lingkungan, kesehatan, dan sosial.

Sampah, jika tak terngani benar berdampak pada lingkungan, kesehatan, dan sosial.

IDEAOnline-Di Indonesia, budaya membuang sampah sembarangan menjadi persoalan yang hingga kini sulit terselesaikan.

Direktur Eksekutif Asia Pasific Centre for Ecohydrology (APCE) - UNESCO Kategory II Centre, Prof Dr Ignasius DA Sutapa MSc mengatakan bahwa budaya ini memang sulit dihilangkan.

Namun jika tidak diubah, akan berdampak pada lingkungan kemudian kembali memengaruhi keberlangsungan hidup manusia.

Dampak yang terjadi juga selalu dikaitkan dengan tidak disiplinnya manusia, serta aktivitas yang merusak lingkungan.

Dirilis di laman Kompas.com, Ignasius mengatakan, "seolah-olah dari waktu ke waktu intensitas bencana (jadi) banyak, (karena) ada kontribusi manusia dengan aktivitasnya."

Di Indonesia, budaya seperti membuang sampah sembarangan, emisi gas rumah kaca, membakar lahan, mendirikan bangunan tanpa lahan serapan dan lain sebagainya masih marak dilakukan.

Namun, bukan berarti Indonesia tidak bisa mencontoh negara lain.

Baca Juga: Dua Jenis Air Limbah Rumah Tangga, Cara Kelola agar Tak Mencemari Lingkungan

Ilustrasi jika tak dirawat, tumpukan baju bisa jadi sampah dan limbah lingkungan.

Ilustrasi jika tak dirawat, tumpukan baju bisa jadi sampah dan limbah lingkungan.

"Jepang itu bagus sekarang, tapi dulu juga mirip dengan kita saat ini (budaya masyarakat dan masalah lingkungan Indonesia).

Mereka juga butuh waktu sepuluh tahun untuk mengubah budaya masyarakatnya," ujar dia.

Apa yang dilakukan Jepang?

Ignasius mengatakan hal ini karena pernah berkunjung dan berbincang dengan pemerintah Jepang terkait permasalahan lingkungan.

Di Jepang pada kondisi sebelumnya, hampir semua limbah rumah tangga dibuang ke luar rumah dengan sembarangan.

Baik limbah kloset, dapur, hingga sampah industri. "Sungai di sana begitu tercemar.

Pojokan banyak timbunan sampah, juga kuman penyakit," tutur dia.

Pada akhirnya, pemerintah Jepang mengeluarkan terobosan atau kebijakan yang tegas agar masyarakat tidak membawa sampah atau limbah ke luar rumah.

Intervensi dari pemerintah ini dilakukan secara komprehensif dan konsisten.

Ignasius menyebutkan mekanisme singkat kebijakan yang dilakukan pemerintah Jepang untuk mendisplinkan budaya masyarakat guna menjaga lingkungan bisa jadi contoh oleh Indonesia.

Baca Juga: Masalah Serius Sampah, Dampak Negatif Jika Tak Tertangani dengan Benar

Sampah di sungai menjadi penyebab banjir.

Sampah di sungai menjadi penyebab banjir.

Pemerintah Jepang membuat perencanaan yang matang dari berbagai aspek atau kondisi.

"Mereka (pemerintah Jepang) bilang ke saya. Indonesia harusnya juga bisa (mengatasi buang sampah dan masalah lingkungan lainnya). Sekarang kan teknologi sudah ada, contoh negara lain juga ada, jadi bahkan bisa lebih cepat dari kami (Jepang)," kata Ignasius.

Kebijakan pemerintah Jepang Langkah utama yang dilakukan pemerintahan Jepang adalah sosialisasi.

Pemerintah Jepang secara sangat intensif memperlihatkan atau menunjukkan kepada masyarakat tentang jenis-jenis sampah cair sampai padat.

"Diberikan pemahaman, tapi ditunjukkan hasil dampaknya secara gamblang. Termasuk ke air yang dikonsumsi dari air kelola air sungai tersebut," kata dia.

Juga tentang bagaimana tumbuhnya kuman penyakit dari limbah sampah tersebut.

Baca Juga: Bagaimana Jakarta Mengelola Limbah Medis Golongan B3? Mei 2020 Mencapai 206 Kg!

"Ini memberikan perubahan kepada pola pikir masyarakat. Pelan-pelan itu ternyata ada perubahan, orang-orang tidak membawa sampah itu ke luar rumah," kata dia.

Selain sosialisasi digalakkan, keseriusan dari pemerintah juga dibutuhkan.

Kebijakan, peraturan, implementasi, sinkronisasi antar instansi atau lembaga dan persiapan yang matang termasuk mitigasi dilakukan secara masif dan konsisten.

Serta dikerjakan oleh semua level dan semua pihak. Butuh waktu 10 tahun lamanya agar kebiasaan atau budaya negatif masyarakat Jepang berubah menjadi seperti sekarang.

Sungai yang ada di Jepang menjadi bersih seperti sekarang.

Masyarakat akan memilah terlebih dahulu sampah itu, menaruhnya di dalam kantong, dan akan ada dinas tertentu yang membawanya ke tempat yang disediakan.

Hal tersebut menjadi budaya baru. Bahkan sekarang, orang merasa risih kalau ada sampah di sembarang tempat di Jepang.

"Harus ada kesadaran masyarakat untuk menjaga bumi kita ini, kalau kita tidak melakukannya, yang merugi kita semua," tegas dia.

Contoh dari negara lain yang juga memiliki masalah yang sama dengan pembuangan limbah dan berhasil seperti Jepang adalah Australia, Korea Selatan dan China.Artikel ini telah tayang di Kompas.comdengan judul "Jepang Pernah Penuh Sampah, Kok Bisa Berubah Jadi Bersih? "

#BerbagiIDEA #Berbagicerita #BisadariRumah #GridNetwork

(*)

Source :Kompas.com

Editor : iDEA

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular