Follow Us

Berisiko Terjadi Retak Konstruksi dan Retak Rambut, Tilik Kembali Penggunaan Atap Beton di Rumah!

Maulina Kadiranti - Senin, 22 Juni 2020 | 13:00
Berisiko Terjadi Retak Konstruksi dan Retak Rambut, Tilik Kembali Penggunaan Atap Beton di Rumah!
LOKASI: KEDIAMAN MAYA – RHYNO CHANDRA, TAMARIND, BINTARO, TANGERANG/FOTO: ADRIAN MULYA

Berisiko Terjadi Retak Konstruksi dan Retak Rambut, Tilik Kembali Penggunaan Atap Beton di Rumah!

IDEAonline- Kunci sukses atap beton antibocor adalah dengan memperhitungkan desain dan material yang digunakan.

Atap dak beton dalam dunia arsitektur pada awalnya diterapkan pada gedunggedung perkantoran.

Seiring perkembangannya, bentuk atap ini mulai diaplikasikan pada bangunan perumahan.

Banyak yang berasumsi bahwa penerapan atap dak beton di kawasan tropis seperti Indonesia tidaklah dianjurkan.

Baca Juga: Diserbu Warga Cakung, Ternyata Ini Alasan Kenapa AEON Mall Jakarta Garden City Jadi Sasaran Akibat Banjir

Namun, anggapan tersebut dapat ditepis bila penerapan atap dak beton dalam bangunan rumah dirancang dengan tepat dan menggunakan material yang mumpuni.

Masalah yang kerap terjadi di atap dak beton ini adalah risiko suhu panas pada ruangan yang berada di area bawah atap. Namun, hal tersebut dapat dicegah dengan memberi sedikit ruang sebagai sirkulasi udara.

Caranya, dengan memberi jarak setidaknya 30—50cm dari atap beton ke plafon.

Masalah lain yang juga kerap muncul adalah bocor. Ya, potensi kebocoran pada atap dak beton sangat tinggi, terlebih di negara beriklim tropis seperti Indonesia.

Jangan Biarkan air Menggenang Menurut Asep Suherland, Energy Saving Consultant, distributor tunggal produk Reflecto, desain atap beton harus memperhatikan faktor kemiringan.

Baca Juga: Diserbu Warga Cakung, Ternyata Ini Alasan Kenapa AEON Mall Jakarta Garden City Jadi Sasaran Akibat Banjir

Pasalnya, kemiringan dak beton akan sangat memengaruhi risiko terjadinya kebocoran. Kemiringan dak beton yang disarankan adalah 2°.

Kemiringan yang tepat akan membuat air hujan bisa langsung dialirkan ke lubang pembuangan. “Pada atap beton, tak boleh ada genangan air, karena akan menimbulkan risiko bocor pada area yang berada di bawahnya,” ujar Asep.

Baca Juga: Jangan Gunakan Alas Plastik, Tips Wajib Tahu Hadirkan Furnitur Jati di Rumah

Selain itu, laiknya dinding, atap beton pun berisiko terjadi retak konstruksi dan retak rambut yang terjadi karena force majeure (gempa bumi, pergerakan tanah di bawah akibar intensitas air hujan yang terus-menerus terjadi/banjir) dan thermal shock (perubahan suhu secara mendadak, dari panas ke dingin).

Baca Juga: Campurkan Tetesan Air Cuka ke Dispenser, Jangan Kaget Ini yang Akan Terjadi!

Celah yang ditimbulkan retakan pada atap beton ini membawa air masuk ke dalam hunian yang akan menimbulkan bocor, jamur, dan bercak hitam pada area plafon.

Agus Hari Setiawan, arsitek sekaligus kontraktor dari biro Cubicon Indonesia, mengungkapkan selain force majeure, keretakan juga disebabkan oleh campuran adonan yang buruk atau ketebalan dak yang terlalu tipis.

Atap Beton Berisiko Terjadi Retak Konstruksi dan Retak Rambut, Ini yang Harus Kamu Ketahui!

Atap Beton Berisiko Terjadi Retak Konstruksi dan Retak Rambut, Ini yang Harus Kamu Ketahui!

Baca Juga: 4 Tips Merawat dan Cuci Gorden Agar Tetap Awet, Jangan Lupakan Vitrase

Ketebalan dak beton yang tidak memenuhi standar akan mengancam kekokohan hunian Anda. Bahkan, dalam kondisi ekstrem kondisi ini akan membuat atap roboh.

Ketebalan dak beton yang disarankan adalah ±12cm. Dengan ketebalan ini, Anda bisa menggunakan tulangan besi ulir berdiameter 10mm dengan jarak 20cm.

Atau, bisa pula menggunakan welded wiremesh berdiameter 8mm dengan jarak 15cm.

Artikel ini tayang di Tabloid Rumah edisi 334

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Latest