IDEAOnline-Hidroponik atau bercocok tanam tanpa tanah bermula dari penelitian tentang kebutuhan nutrisi tanaman agar bisa tumbuh optimal.
Hdroponik merupakan teknologi di mana tanaman ditumbuhkan tanpa meggunakan tanah sebagai media tanah sehingga populer disebut soiless culture maupun dirless gardening.
Mengutip tulisan Garsinia Lestari, SP dalam bukunya tentang Hidroponik, istilah hidroponik pertama kali dikemukakan di tahun 1936 oleh W.A. Setchell kala W.F. Gericke—seorang agronomis dari University of California-USA—berhasil mengembangkan teknik bercocok tanam dengan air bernutrisi sebagai medium tanam.
Awalnya Gericke menggunakan istilah aquaculture saat melaporkan hasil percobaannya.
Namun, lantaran istilah aquaculture telah mengacu pada kegiatan menumbuhkan tanaman dan binatang air, maka ia memutuskan perlunya istilah lain bagi “cara bercocok tanam baru” tersebut.
Baca Juga: Keren! Desainer Ini Rancang Rumah Kaca Hidroponik Manfaatkan Panel Surya untuk Sumber Tenaga
Lantas W.A. Setchell mengusulkan istilah hidroponics yang berasal dari bahasa Yunani, hydro (air) dan ponos (kerja) yang berarti “pengerjaan air” atau “memberdayakan air” atau hydroculture.
Hidroponik dari Waku ke Waktu
Menilik sejarahnya, teknik hidroponik sebenarnya dimulai ribuan tahun secara sederhana.
Ada taman gantung Babilonia dan hidroponik dirakit rumput yang diterapkan oleh suku Aztek.