IDEAOnline-Kalangan superkaya atau beken disebut "sultan" dalam istilah pergaulan terkini, tak lagi menjadikan Singapura sebagai satu-satunya acuan dalam berbelanja barang mewah.
Sebagian Ultra High Net Worth (UHNWI) Indonesia, sudah memalingkan hasrat berbelanjanya di sejumlah mal mewah di Jakarta.
CEO Leads Indonesia menuturkan, Jakarta mampu mencuri perhatian para sultan karena tawaran variasi barang mewah dari peritel asing yang makin banyak.
"Terlebih jumlah UHNWI Indonesia setiap tahun makin bertambah," kata Hendra, pekan lalu yang dirilis Kompas.com.
Pernyataan Hendra ini dikuatkan hasil riset Knight Frank yang melaporkan bahwa dalam kurun 2019-2024, Indonesia mencatat pertumbuhan tercepat kelima di dunia dalam populasi UHNWI.
Jumlahnya akan mencapai 57 persen menjadi 1.060 orang.
Mereka yang disebut UHNWI adalah yang berpendapatan bersih lebih dari 30 juta dollar AS atau ekuivalen Rp 434 miliar.
"Dengan pencapaian ini Indonesia berada di posisi lima besar dengan pertumbuhan tercepat di bawah India, Mesir, Vietnam, dan China," tambahCountry Head Knight Frank Indonesia Willson Kalip.
Tak mengherankan jika dalam kurun tiga tahun terakhir, merek-merek internasional wira wiri di pusat-pusat perbelanjaan kelas atas Jakarta.
Baca Juga: China Batasi Pembangunan Gedung Pencakar Langit dan Larang Plagiarisme dalam Desain Arsitektur
Menggenapibrand global sebelumnya yang telah lebih dulu membuka gerainya yakni Cartier, Hermès, Louis Vuitton, Balenciaga, Salvatore Ferragamo, Gucci, Burberry, Fendi, Bottega Veneta, dan lain sebagainya.
Mal-mal mana saja yang diincar kalangan super-tajir ini?
Menurut Hendra, ada lima mal yang sejak satu dekade lalu masih menempati posisi teratas dan belum tergantikan pusat perbelanjaan baru.
Kelima mal mewah tersebut adalah Plaza Indonesia, Plaza Senayan, One Pacific Place, Senayan City, dan Grand Indonesia.
Mal-mal ini disebut mewah tak hanya terlihat dari sejumlahbrand globalyang menjaditenant-nya, melainkan juga lokasinya. Mereka umumnya berada di superblok yang dilengkapi fasilitas kondominium, perkantoran, dan hotel dengan klasifikasi sama mewahnya. Plaza Indonesia, contohnya, dikelilingi The Plaza Office, Keraton Residence, dan Grand Hyatt Hotel.
Demikian halnya dengan Plaza Senayan yang dilengkapi Fairmont Hotel, Senayan Residences, dan Central Senayan Offices.
Begitu pula One Pacific Place yang terintegrasi dengan Pacific Place Office dan Ritz Carlton Jakarta @Pacific Place.
Adapun Grand Indonesia berada di dalam superblok yang menyatu dengan Hotel Indonesia Kempinski, Kempinski Residence, dan Menara BCA.
Selain itu, kata Hendra, kelimanya berada di kawasan pusat finansial untuk pertemuan bisnis dan pengembangan jejaring para eksekutif dan juga ekspatriat.
Dekat juga dengan kawasan permukiman elite macam Menteng untuk Plaza Indonesia dan Grand Indonesia, dan Kebayoran Baru, Simpuk, serta Permata Hijau untuk One Pacific Place, Plaza Senayan, dan Senayan City.
Faktor lainnya yang membuat lima pusat perbelanjaan ini dianggap paling mewah adalah kualitas desain interior, dan material bangunan.
"Sentuhan akhirnya presisi, mewah, dan elegan. Cocok untuk to see and to be seen people.
Kemudianmaintenance dan pengelolaannya juga sangat profesional, keamanan maksimum, dan nyaman," imbuh Hendra.
Faktor kenyamanan ini yang membuat aktivitas gaya hidup, seperti arisan dan kumpul-kumpul sesama sosialita, mulai dari ibu-ibu, bapak-bapak, eksekutif, hingga milenial betah berlama-lama.
Faktor terakhir adalah harga sewa. Untuk lantai dasar di Plaza Indonesia, Hendra menyebut sekitar Rp 1,5 juta per meter persegi per bulan.
Plaza Indonesia termahal karenaluxurious brand-nya paling lengkap, meski ada juga kombinasi dengan merek lokal.
Sementara terendah sekitar Rp 1 juta per meter persegi per bulan, di luar hargaservice charge per bulan.Artikel ini telah tayang di Kompas.comdengan judul "5 Mal Mewah di Jakarta Pilihan Para Sultan "
#BerbagiIDEA #Berbagicerita #BisadariRumah #GridNetwork
(*)