Follow Us

Warna yang Boleh dan Tidak Boleh Diterapkan di Area Anak Autis dan Hiperaktif

Johanna Erly Widyartanti - Selasa, 21 Juli 2020 | 16:30
Aksen warna pastel di dominasi warna yang juga lembut, menciptakan kesan tenang.
Dok. AkzoNobel

Aksen warna pastel di dominasi warna yang juga lembut, menciptakan kesan tenang.

Suasana menenangkan bagus untuk memberi rasa betah dan nyaman pada anak untuk berada di dalamnya.

“Warna-warna bernuansa alami juga dapat membantu menciptakan efek menenangkan,” demikian penuturan Yandi.

Selain sebagai pembentuk suasana tenang, warna juga dapat membantu sang anak untuk mengenali ruang serta fungsi-fungsinya yang berbeda.

Beberapa hal yang boleh dilakukan.

  • Memberi sentuhan warna-warna tenang seperti warna pastel – pink, biru dan hijau – ke dalam ruangan.
  • Menghiasi ruangan dengan warna cerah atau hangat, bagi anak autis hiposensitif, yaitu anak dengan sensitivitas rendah terhadap sebuah rangsang atau stimulus.
  • Memberi warna berbeda untuk setiap pintu atau ruangan, seakan “memberi nama” terhadap ruangan-ruangan tersebut.
Baca Juga: Terungkap Orang Autis Lebih Rentan Virus Corona, Begini Faktanya!

Ilustrasi-Alam dalam warna pastel lebih cocok diterapkan untuk anak autis dan hiperaktif.
Foto Adeline Krisanti

Ilustrasi-Alam dalam warna pastel lebih cocok diterapkan untuk anak autis dan hiperaktif.

  • Memberi warna berbeda sebagai pengarah jalan.
  • Menorehkan warna-warna sama untuk peralatan, mainan atau buku yang berfungsi serupa.
  • Kenali dulu sang anak lebih dalam, telusuri warna apa saja yang meraih reaksi atau rangsangan terhadap otaknya.
Beberapa hal yang tidak boleh dilakukan.

  • Perbedaan warna yang kontras dalam sebuah ruang. Hal ini bisa memecah konsentrasi dari sang anak.
  • Penggunaan wall cover bermotif rumit dan berwarna-warni dalam sebuah interior ruang.
  • Penekanan warna terhadap beberapa detail tertentu.
Baca Juga: 7 Kriteria Anak Autis dan Terapi Warna yang Tepat Menurut Psikolog

#berbagiIDEA

Editor : Maulina Kadiranti

Latest