IDEAonline -"I want a house. A house to retreat, to relax with my family”. Inilah pesan khusus yang diutarakan pemilik rumah kepada sang arsitek.
Dari sana, arsitek Realrich Sjarief mengambil fokus terhadap kualitas privasi penghuninya. Privasi bukan berarti mengucilkan penghuninya dari sekitar.
Di hunian ini, hubungan dengan area sekitar dihadirkan secara visual melalui jendela-jendela.
Kualitas privasi hadir lewat pembagian ruang per ruang. Secara teknis, sang arsitek memberikan gambaran bahwa rumah ini terbagi menjadi tiga lantai dengan satu lantai rooftop.
Lantai dasar digunakan sebagai area servis, utilitas, dan garasi.
Lalu, jika masuk dari gerbang bawah, tangga akan menghantar menuju lantai satu.
Di lantai satu terdapat pemisahan yang cukup jelas antara zona publik ruang tamu dan zona semipublik yakni ruang makan, ruang keluarga dan dapur.
“Ruang tamu dibuat agak terpisah. Namun, di area semipublik dibuat open plan tanpa sekat sehingga mengurangi batas-batas visual untuk menikmati keseluruhan ruang.
Konsep tersebut menjadikan area ini sebagai area kumpul keluarga,” terang Realrich.
Kamar utama berada di ujung koridor lantai satu. Lalu, di lantai dua merupakan zona privasi.
Pasalnya, menurut Realrich, di sini terdapat ruang-ruang pribadi berisi tiga kamar tidur anak dan satu ruang kerja pemilik rumah yang dilengkapi perpustakaan serta foto-foto keluarga.
“Bagi owner, ruang ini sebagai tempat relaksasi paling privat atau sebagai ruang bekerja yang membutuhkan konsentrasi tinggi,” jelas Realrich.
Terhubung dengan Alam Untuk mengatasi program yang padat dan terintegrasi, Realrich memutuskan untuk “memecah” taman di sekeliling rumah alih-alih membuat taman hanya di satu tempat. Ruang tamu memiliki balkon hijau tersendiri.
Di ruang keluarga juga terdapat taman. Sementara, di lantai dua terdapat taman atap.
Lalu, di lantai paling atas terdapat rooftop garden dengan vista menakjubkan berupa gedung perkantoran dan perumahan.
Dengan demikian, setiap ruang memiliki koneksi dengan ruang hijau di sekitarnya, yang secara konsisten memberi kualitas alamiyang selaras dengan ekspresi utama rumah.
Selain itu, taman juga mereduksi panas yang masuk ke dalam kamar.
“Di bagian dalam rumah, jendela berfungsi sebagai jalur masuk cahaya agar rumah tetap terang di siang hari.
Kedua, jendela merupakan bingkai untuk taman-taman yang diletakan di sekeliling rumah.
Sehingga, walaupun tertutup, rumah tetap memiliki atmosfir terhubung dengan alam,” tambah Realrich.
Artikel ini telah tayang di majalah IDEA edisi 186
#BerbagiIDEA #Berbagicerita #BisadariRumah #GridNetwork
(*)