IDEAonline –Pagar yang tampil menarik, tak selamanya butuh biaya tinggi. Dengan kreasi dari bahan-bahan sederhana yang murah, pagar pun bisa unik dan cantik.
Bagi sebuah rumah, pagar tidak saja memegang peranan sebagai penanda batas halaman dan pengaman.
Pagar yang didesain unik bisa menjadi ciri khas tersendiri bagi sebuah rumah. Pemiliknya pun akan bangga mengatakan: “rumah saya yang pagarnya hijau,” misalnya.
Namun, bukan harga tinggi yang menjadi jaminan keunikan sebuah pagar.
Baca Juga: Begitu Pentingnya Tenaga Kesehatan, Satu Perawat Sakit, Seribu Pasien Berisiko Tak Terlayani
Edy Soeratman yang tinggal di kawasan Pamulang membuktikan, dengan bahan-bahan sederhana dan biaya murah, pagar pun bisa tampil menarik.
Menghemat Biaya
Sebelum menempati rumahnya, Edy sudah melakukan berbagai renovasi di sana-sini.
Salah satunya adalah pembuatan pagar yang memang tidak disediakan dari pihak pengembang perumahan.
Berbasis anggaran yang ketat, Edy mulai mencari-cari model pagar. Akhirnya, pilihan jatuh pada material kayu dolken yang terkenal murah harganya.
Kayu yang permukaannya berlekuk-lekuk ini. Pagar kayu dolken yang teksturnya kasar paling pas dipadukan dengan material ekspos.
Pada pagar ini, Edy menjajarkannya dengan tiang dan dinding batu bata yang dibiarkan “telanjang” tanpa plesteran.
Pemilihan material ini pun karena alasan ekonomis.
Baca Juga: Tanpa Bahan Kimia, Tinggal Tuang Satu Cangkir Baking Soda ke Mesin Cucimu, Ini yang Akan Terjadi!
Batu bata yang dipakainya bukan dari jenis yang khusus untuk diekspos, melainkan batu bata biasa.
Selain memilih material yang murah, Edy pun rajin mencatat segala pengeluaran saat renovasi agar anggaran bisa dipatuhi.
Semua pembelanjaan material ia buatkan daftarnya dengan rapi dan detail, mulai dari jumlah, harga tanggal, serta tempat pembelian.
“Biar saya tahu uangnya sudah lari ke mana saja,” tuturnya.
Terbuka dan Alami
Edy menyukai rumah yang bergaya natural dan terbuka.
Karenanya, selain material yang dipakainya serba alami, susunan kayu pada pagar ini pun sengaja dibuat jarang-jarang untuk meluaskan pandangan ke luar rumah.
Sebagai badan pagar, kayu dolken dipasang bersilang dengan bingkai kotak di sekelilingnya, sehingga menyisakan “bukaan” cukup lebar.
Untuk menjaga sedikit privasi, sepanjang pagar ditanami tanaman kana (Canna sp.) yang berhasil menjadi pembatas yang sangat alami.
Tanaman yang bunganya meriah ini pun murah. Setelah dipaku, sambungan-sambungan kayu dolken diikat dengan tali ijuk.
Ini merupakan cara cerdik untuk menyembunyikan pertemuan antar kayu dolken yang biasanya tak mulus akibat kayu yang melengkung dan sulit dipaku.
Lagipula, pagar ini jadi tambah kuat kesan alaminya. Di bagian pintu masuk, susunan kayu dolken dibuat agak rapat, walaupun masih ada sela.
Menurut Edy, daun pintu pagar sering dibuka-tutup. Jika material pembentuknya dipasang jarang-jarang, kekuatannya pun akan berkurang dan pintu akan mudah rusak.
Untuk engselnya, Edy tak mau sembarangan. Ia membeli perangkat engsel stainless steel yang tahan karat.
Sudah puaskah Edy dengan pagar barunya ini? “Saya ingin sekali menambahkan pot-pot tanaman yang menjuntai di atas tiangtiang pagar,” akunya.
Jika itu sudah terwujud, pagar pun semakin tampil cantik alami. Dan tentu saja, tanpa perlu menambah banyak biaya!
#BerbagiIDEA #Berbagicerita #BisadariRumah #GridNetwork
Artikel ini tayang di Tabloid RUMAH edisi 65
(*)