IDEAonline –Memasuki rumah ini membuat kitabisa merasakan keterbukaan si pemilik, yang bernama Irene.
Dalam rumahyang terbilang cukup luas ini, bisadikatakan tidak ada satupun batas nyatayang terlihat. Satu-satunya privasi yangada adalah di kamar tidur utama.
Pendapat ini ternyata tidak salah.“Bagi saya, tamu adalah keluarga,”begitu kata perempuan bertubuhmungil ini.
Karenaitu antara ruang tamu dengan ruangkeluarga sengaja tidak dibuat pembatas.
Padahal kedua ruang ini sangat luas,sehingga bila diberi pembatas untukmendapatkan privasi pun, tidak akanmembuat ruang terlihat sempit.
Tapikarena berpegang pada prinsip bahwatamu adalah keluarga, Ierene lebihmemilih perbedaan level sebagaipembatas antara kedua ruang ini.
Dua ruang yang membentukhuruf “L” ini memang cukup luas biladigabung. Apalagi ruang keluarga inimenyatu dengan ruang makan, dantidak banyak barang yang ada di sana.
Sebagai anak tertua, Irer—panggilanakrabnya—sering “mengumpulkan” saudara-saudaranya.
Teman-temannya puntidak jarang berkumpul di rumahnya. “Seratus orang, juga cukup, deh,” ujarnya sambil bercanda.