Konsep rumah yang “bernapas” dengan perancangan desain rumah, aplilkasi material, dan pilihan jenis furnitur yang sesuai.
Sarana mendapatkan cahaya dan udara alami yang segar didapatkan melalui bukaan yang diaplikasikan.
Layout ruang yang direncanakan dengan cermat untuk merespon alam di sekitar.
1. Bukaan alami
Bidang kaca diaplikasikan membentuk kulit bangunan sebagai ganti dari dinding beton yang masif.
Pemakaian beton secara penuh hanya ada di ruang-ruang yang butuh privasi tinggi seperti ruang tidur dan kamar mandi.
Baca Juga: Seberapa Besar Jendela Harus Dibuat? Tips Sehat Perkirakan Luas Bukaan
2. Ruang tanpa sekat
Ruang yang tak butuh privasi tinggi seperti ruang tamu, ruang keluarga, dan ruang makan dibuat terbuka tanpa sekat.
Selain memberi kesan lega, juga menciptakan aliran udara di dalam ruang lebih leluasa.
Tak hadirnya sekat juga menciptakan ruang multifungsi yang fleksibel untuk segala kondisi dan kebutuhan.
3. Perhatikan orientasi bangunan
Dinding kaca diletakkan pada bangunan yang berbatasan dengan jalan yang mengelilingi ruang-ruang publik sehingga keindahan ruang luar dapat terekspos ke dalam rumah.
Tanaman hijau dihadirkan membuat rumah seakan menyatu dengan lingkungan.
Memaksimalkan bidang yang berhubungan dengan luar dapat membantu pendinginan udara.
Baca Juga: Jendela di Kamar Anak Wajib Ada? Ini Panduan Membuatnya agar Optimal
4. Massa bangunan dibuat berjarak
Agar cahaya matahari dapat masuk dari segala arah maka bangunan tidak dibuat sampai menghabiskan seluruh lahan tetapi dibuat berjarak dengan sekelilingnya.
Hal ini akan mengurangi kebutuhan cahaya lampu dan menciptakan penghawaan alami yang memadai.
5. Pemanfaatan material
Menggunakan kaca yang bisa menahan radiasi sebagai dinding transparan.
Marmer atau granit berwarna terang untuk lantainya meminimalkan penyerapan sinar matahari.
Baca Juga: Cara Kurangi Kelembapan Ruang untuk Cegah Tumbuhnya Jamur
#berbagiIDEA