IDEAOnline-Pandemi menjadi salah satu efek eksploitasi terhadap alam yang berkepanjangan.
Sudah cukup lama para ahli memperingatkan hal ini.
Terhitung sejak sejak akhir abad kesembilan belas, sesungguhnya manusia telah menyadari bahwa perubahan iklim memengaruhi munculnya penyakit pandemi, bahkan sebelum agen infeksinya ditemukan (McMichael, et all:2003).
Sebenarnya, banyak tanda-tanda kerusakan alam oleh manusia yang mudah dikenali.
Mulai dari intensitas banjir yang meningkat, alih fungsi hutan menjadi pemukiman atau industri, perkebunan monokultur, hingga kekeringan air yang menyebabkan manusia bermigrasi ke tempat lain.
Eksploitasi alam pun, tidak hanya terkait dengan vegetasi tumbuhan saja.
Binatang pun menjadi bagian dari alam yang ikut ditindas dari habitat aslinya.
Binatang liar, yang tanpa diketahui masyarakat awam seringkali membawa patogen, kini semakin terekspos oleh manusia.
Banyak diketahui, binatang-binatang liar yang langka, yang idealnya dikembalikan ke tempat aslinya, malah dipelihara, bahkan diolah menjadi makanan.
Semua itu dilakukan oleh makhluk hidup yang tidak lain adalah kita, manusia.
Baca Juga: Siapa Sangka Perempuan Lebih Terdampak Perubahan Iklim, Ini Alasannya!