Saat populasi nyamuk dengan Wolbachia sudah dianggap tinggi, tim memantau kasus DBD di area tersebut pada Februari 2019 hingga Maret 2020.
Hasilnya, selama 27 bulan riset dilakukan terjadi penurunan 77 persen kejadian dengue di wilayah yang mendapat nyamuk DBD dengan bakteri Walbachia.
Jumlah populasi nyamuk ber- Wolbachia
Lantas, berapa banyak jumlah populasi nyamuk ber-Walbachia yang dianggap tinggi hingga dianggap dapat menekan angka DBD?
Warsito Tantowijoyo, Ph.D selaku Entomology Team Leader dari WMP Yogyakarta menjelaskan, untuk menjamin agar nyamuk yang dilepaskan tersebut selanjutnya dapat berkembang biak secara berkelanjutan, maka terdapat threshold level yang menggambarkan proporsi nyamuk di habitat alam yang telah ber-Wolbachia.
"Pada masa penelitian, WMP Yogyakarta menetapkan threshold level 60 persen yang stabil selama 3 kali pengamatan secara berturutan," kata Warsito dalam jawaban tertulis yang dirilis Kompas.com.
Dia melanjutkan, setelah threshold level tersebut tercapai, tidak perlu melakukan pelepasan nyamuk lagi.
"Berdasarkan pengalaman kami, nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia dapat dinyatakan established setelah 8-10 kali pelepasan, tetapi hal ini juga tergantung dari populasi nyamuk di wilayah tersebut," imbuh dia.
Baca Juga: Cara-cara Sederhana Mencegah Penularan Penyakit oleh Nyamuk di Rumah
Saat melakukan pelepasan di kota Yogyakarta kemarin, tim WMP Yogyakarta melakukan pelepasan hingga 16 kali.
Jumlah tersebut tergantung pada perbandingan luas daerah dan jumlah telur nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia yang dilepaskan.