Baca Juga: Tanaman Hias Pengusir Nyamuk Demam Berdarah, Ini Jenis-jenisnya
Pelepasan nyamuk dilakukan secara bertahap selama delapan bulan.
Saat populasi nyamuk dengan Wolbachia dianggap tinggi, tim memantau kasus DBD di area tersebut pada Februari 2019 hingga Maret 2020.
Selain melepas nyamuk, tim juga mendorong warga membersihkan lingkungan agar tak jadi sarang nyamuk.
"Hasilnya, selama 27 bulan riset, amat dramatis. Ada penurunan 77 persen kejadian dengue di wilayah yang mendapat nyamuk DBD dengan bakteri Walbachia," tutur Prof Uut.
Penurunan kejadian ini amat berarti dalam pengendalian DBD di Indonesia. Bakteri Wolbachia Dilansir VOA Indonesia, Kamis (26/8/2020),
Wolbachia pipientis adalah bakteri yang hidup alami di sekitar 60-70 persen serangga, tetapi tidak ditemukan di nyamuk Aedes aegypti.
Seorang peneliti dari Australia menemukan fakta, bakteri Wolbachia dapat memutus replikasi virus dengue, sehingga tidak dapat ditularkan oleh nyamuk.
Keuntungan lain, nyamuk yang sudah ber- wolbachia akan mewariskan bakteri itu ke generasi selanjutnya.
WMP Yogyakarta sendiri merupakan kolaborasi antara World Mosquito Program-Monash University, Universitas Gadjah Mada ( UGM) dan Yayasan Tahija.
Sejak 2011, para ahli bekerja sama dalam proyek yang awalnya bernama Eliminate Dengue Project (EDP) itu.