Baca Juga: Toilet Umum Transparan di Jepang, Teknologi Kaca Pintar Mengubah Dinding Jadi Buram Saat Terkunci
Baca Juga: Tak Dirawat, Kompleks Hunian Berkonsep Hutan Vertikal di China Jadi Sarang Nyamuk
Sementara itu, gempa dahsyat dengan magnitudo 8,0 atau lebih besar yang bersumber di zona megathrust selatan Jawa sudah terjadi 3 kali, yaitu: tahun 1780 (M8,5), 1859 (M8,5), dan 1943 (M8,1).
Sedangkan untuk gempa dengan kekuatan 9,0 atau lebih besar di selatan Jawa belum tercatat dalam katalog sejarah gempa. Wilayah selatan Jawa sudah beberapa kali terjadi tsunami.
"Bukti adanya peristiwa tsunami selatan Jawa dapat dijumpai dalam katalog tsunami Indonesia BMKG, di mana tsunami pernah terjadi di antaranya tahun 1840, 1859, 1921, 1921, 1994, dan 2006," katanya lagi.
Selain data tersebut, hasil penelitian paleotsunami juga mengonfirmasi adanya jejak tsunami yang berulang terjadi di selatan Jawa di masa lalu.
Tidak perlu panik
Seringnya zona selatan Jawa dilanda gempa dan tsunami adalah risiko yang harus dihadapi oleh masyarakat yang tinggal dan menumpang hidup di pertemuan batas lempeng tektonik.
Namun, apakah hidup berdekatan dengan zona megathrust berarti harus selalu merasa cemas dan takut?
"Tidak perlu, karena dengan mewujudkan upaya mitigasi yang konkrit maka kita dapat meminimalkan risiko, sehingga kita masih dapat hidup aman dan nyaman di daerah rawan bencana," kata Daryono.
Kecemasan dan kepanikan publik yang sering muncul umumnya terjadi karena adanya kesalahpahaman.
Padahal, model potensi bencana yang dibuat oleh para ahli ditujukan sebagai acuan upaya mitigasi.