Follow Us

4 Daerah yang Warganya Paling Banyak Membeli Rumah Baru dan Alasannya

Kontributor 01 - Jumat, 02 Oktober 2020 | 13:00
Ilustrasi perumahan di Bogor.
Dok. Idea

Ilustrasi perumahan di Bogor.

Ini membuat tren suplai yang biasanya meningkat pada setiap kuartal ganjil (Q1 dan Q3) justru mengalami penurunan pada kuartal Q1 2020.

"Namun, tanda-tanda kepercayaan pengembang terhadap situasi pasar mulai terlihat sepanjang Q2 2020, di mana suplai properti nasional meningkat," sambung Marine.

Marine menjelaskan, dalam proses adaptasi kebiasaan baru berjalan cukup lancar, sejumlah pengembang tetap mampu mencatatkan keuntungan.

Bahkan beberapa dari mereka tidak ragu melakukan peluncuran proyek-proyek hunian baru.

Baca Juga: Lebih Berisiko, 5 Hal Wajib Tahu Jika Membeli Lahan untuk Investasi

Sementara dari sisi harga, penyedia suplai hunian (penjual dan pengembang) masih melakukan penyesuaian.

Penyedia suplai hunian saat ini memilih mengejar kuantitas jualan ketimbang keuntungan.

Karena itu pula, sepanjang kuartal kedua masih menjadi buyers market, seperti kuartal sebelumnya, tambahnya.

"Kuartal keempat 2020 mendatang akan menjadi periode akselerasi pasar properti nasional. Setelah beradapatasi dengan baik pada situasi pandemi di kuartal kedua, sentimen pasar properti di kuartal ketiga akan semakin optimistis," ungkap dia.

"Pulihnya pasokan hunian, baik rumah tapak maupun apartemen, menunjukkan optimisme tersebut. Selanjutnya, pada kuartal keempat, pengembang akan berani untuk mulai melakukan koreksi harga," ungkap Marine lagi. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul 4 Daerah yang Warganya Paling Banyak Membeli Rumah Baru

#berbagiIDEA

Source : kompas

Editor : iDEA

Latest