Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Plus Minus Material Plafon: Tripleks, Papan Fiber Semen, dan Gipsum

Johanna Erly Widyartanti - Sabtu, 03 Oktober 2020 | 14:00
Ilustrasi pengaplikasian plafon motif.
dok. Jayaboard

Ilustrasi pengaplikasian plafon motif.

IDEAOnline-Tripleks, gipsum, dan fiber semen adalah 3 jenis material yang cukup populer dan paling sering digunakan sebagai plafon rumah.

Seperti apa karakter, kelebihan, dan kekurangan masing-masing material?

Saat ini ada banyak jenis material yang bisa dipakai sebagai plafon rumah.

Dari sekian banyak variasi bahannya, ada 3 jenis material yang banyak dipakai, yaitu tripleks, gipsum, dan fi ber semen.

Agar tidak salah pilih, ada baiknya kamu mengenal lebih dekat karakter ketiga bahan plafon ini.

1. Tripleks, Murah dan Mudah Dipasang

Bahan tripleks merupakan jenis penutup plafon yang sering dipakai, terutama di masyarakat golongan menengah ke bawah.

Di pasaran material ini tersedia dalam ukuran 122cm x 244cm dengan ketebalan 3mm, 4mm, dan 6mm.

Tripleks dapat dipasang lembaran tanpa dipotong-potong atau dibagi menjadi empat bagian supaya lebih mudah dalam penataan dan pemasangannya.

Baca Juga: Dipenuhi Beragam Piala Penghargaan, Aktor dengan Penghasilan Senilai Rp 72 M Ini Beberkan Isi Huniannya yang Bergaya Open Space

Baca Juga: Kenali Tiga Bentuk Dasar Plafon Ini sebelum Mengolah Desainnya

Sedangkan rangka plafon dapat menggunakan kayu kasau 4/6 atau 5/7 dengan ukuran rangka kayu 60cm x 60cm.

Sebagai material berbahan dasar kayu yang rentan terhadap air, tripleks sebaiknya hanya dipasang di ruangan dalam (interior).

Jika dipakai untuk plafon eksterior, pastikan atap tidak bocor dan rembes, serta plafon bebas dari tampias air hujan.

Kelebihan

  • Bahannya relatif ringan.
  • Mudah dan simpel memasangnya.
  • Jika terjadi kerusakan, mudah untuk menggantinya.
  • Pemasangannya dapat dilakukan oleh tukang kayu.
  • Mudah didapatkan di pasaran dengan harga yang relatif murah.
Kekurangan

  • Tidak tahan terhadap api sehingga mudah terbakar.
  • Tidak tahan terhadap air atau rembesan.
  • Jika sering terkena air akan langsung membentuk noda yang sulit hilang meski dicat ulang. Bahkan bisa membuat plafon hancur.
  • Tidak tahan terhadap rayap.
  • Sambungan antarpapan tripleks tidak rapi, sehingga tampilannya terlihat kurang menarik.
  • Antarpapan ada celah (seperti nat), yang tidak dapat ditutup dengan kompon. Hal ini disebabkan kompon tidak dapat menyatu dengan bahan kayu.
Baca Juga: Plafon Fungsional dan Estetik, Inilah Jurus Jitu Mengolahnya

Ilustrasi estetika desain plafon mempercantik ruang.

Ilustrasi estetika desain plafon mempercantik ruang.

2. Fiber Semen, Tahan Rayap dan Air

Untuk mengatasi kekurangan material tripleks dan gipsum yang kurang tahan terhadap air, jamur, benturan keras, juga rayap dan api, muncul fiber semen sebagai alternatif yang bisa dipakai untuk interior dan eksterior.

Material ini terbuat dari bahan campuran semen, pasir silika, gipsum, serat selulosa, dan zat aditif sebagai penguat.

Sebagai material yang mengandung bahan semen dan pasir, papan fiber semen lebih berat dibanding gipsum pada ketebalan yang sama.

Oleh sebab itu, pemasangan fiber semen harus dengan alat yang lebih canggih seperti bor dan gergaji mesin, dan menyerap panas.

Plafon fiber semen dapat dipasang pada rangka kayu maupun besi hollow.

Saat ini ada beberapa merek plafon fi ber semen yang beredar di pasar, dua di antaranya GRC (glassfi ber reinforced cement) produksi PT Bangun Perkasa Aditama Sentra dan Kalsiboard produksi PT Eternit Gresik.

Papan fiber semen GRC dan Kalsiboard memiliki ukuran yang sama dengan gipsum, yaitu 120cm x 240cm.

Ketebalannya bervariasi, antara 4–10mm pada GRC dan 3,5-6mm untuk Kalsiboard.

Namun, pengembang lebih sering menggunakan fiber semen 4mm untuk GRC dan 3,5-4,5mm untuk Kalsiboard.

Kelebihan

Tahan terhadap air, rayap, benturan, dan tidak merambatkan api.

  • Bisa dipakai di interior dan eksterior.
  • Bisa dipasang menggunakan rangka kayu dan besi hollow.
  • Bebas dari bahan asbes (Kalsiboard).
  • Mudah didapat di pasar.
Kekurangan

  • Bahan lebih keras dan lebih berat dibanding gipsum, sehingga pemasangan lebih sulit.
  • Pemasangan dengan rangka besi hollow harus menggunakan paku khusus.
  • Sambungan kurang rapi dan mudah retak.
  • Perawatan plafon yang rusak lebih sulit dibanding gipsum.
  • Harga lebih mahal dari gipsum
Baca Juga: 8 Kesalahan Saat Mencuci dan Menyimpan Pakaian yang Sering Diabaikan

Baca Juga: Memainkan Pola Plafon Kamar Tidur dengan Potongan Kayu, Khas Jepang!

Bikin Plafon Tinggi Biar Panas Pergi

Bikin Plafon Tinggi Biar Panas Pergi

3. Gipsum, Plafon Rata dan Mulus

Gipsum merupakan material plafon yang kini paling banyak dipakai setelah tripleks.

Material ini banyak dipakai pada rumah-rumah bernuansa modern.

Bahkan kini hampir semua pengembang menggunakan gipsum sebagai plafon proyek rumah mereka.

Plafon yang rata, mulus, tanpa terlihat sambungan adalah salah satu daya tarik plafon ini.

Di pasar, gipsum dijual dalam bentuk lembaran berukuran 120cm x 240cm. Namun ada juga produsen yang memproduksi ukuran khusus.

Ketebalannya bervariasi antara 9-15mm, dengan ketebalan ideal 9mm.

Gipsum tipe standar warnanya putih atau abu-abu, tapi untuk fungsi-fungsi khusus ada yang hijau, biru, beige (krem), dan merah muda.

Papan gipsum dapat dipasang menggunakan rangka kayu maupun metal (besi hollow). Jika memakai rangka kayu, maka pemasangannya menggunakan paku, sedangkan pada besi hollow memakai sekrup.

Di pasar ada berbagai macam merek gipsum, di antaranya Jayaboard (produksi PT Petrojaya Boral Plasterboard), Elephant (produksi PT Siam-Indo Gypsum Industry), Knauf (PT Knauf Gypsum Indonesia), dan A Plus.

Kelebihan

  • Menghasilkan plafon yang rata, mulus tanpa terlihat sambungan. Hal ini akan sulit diperoleh jika menggunakan plafon berbahan tripleks misalnya.
  • Bisa dibuat berbagai bentuk, seperti bertingkat (drop/up ceiling), kubah (dome) dan lain sebagainya.
  • Modelnya bisa bervariasi karena gipsum memiliki beragam aksesori dan hiasan, mulai dari lis, hiasan tengah, hiasan sudut dan lain-lain.
  • Mudah dalam perawatan dan perbaikan. Bila ada yang rusak tidak perlu mengganti seluruh lembaran, tapi cukup memperbaiki bagian yang rusak saja dengan sistem dempul menggunakan kompon (plester).
  • Proses pemasangan cepat dan rapi.
  • Tidak mudah terbakar dan dimakan rayap.
  • Bisa dipasang menggunakan rangka kayu dan besi hollow.
  • Mudah didapat di pasaran.
Kekurangan

  • Tidak tahan terhadap air. Bila terjadi rembesan air dari atap mengenai plafon, akan meninggalkan noda bercak pada permukaan gipsum. Bahkan bisa membuat plafon hancur.
  • Perlu keahlian dalam pemasangan.
  • Tidak tahan terhadap benturan.
Baca Juga: Mengembangkan Imajinasi Anak dengan Memakai Plafon Motif di Kamarnya

#Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork

(*)

Editor : iDEA

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular