Follow Us

Warna Bunga di seluruh Dunia Berubah karena Kenaikan Suhu dan Berkurangnya Lapisan Ozon

Kontributor 01 - Minggu, 04 Oktober 2020 | 07:00
Ilustrasi bunga tulip khas Belanda.
KOMPAS/CORNELIUS HELMY HERLAMBANG

Ilustrasi bunga tulip khas Belanda.

Hasilnya menunjukkan bahwa pigmentasi bunga yang menyerap UV meningkat sepanjang paruh kedua abad ke-20.

Baca Juga: Banyak Tanda Kerusakan Alam, Inilah Relasi Manusia dengan Lingkungan yang Harus Diperbaiki

Warna bungan di sleuruh dunia berubah karena perubahan iklim.
tab RUMAH

Warna bungan di sleuruh dunia berubah karena perubahan iklim.

Peningkatan pigmentasi UV ini terjadi secara global dengan rata-rata 2 persen setiap tahun selama tujuh dekade terakhir.

Perubahan yang cukup signifikan itu terbilang terjadi dalam waktu yang cepat untuk beradaptasi dengan lingkungan yang berubah-ubah.

Adaptasi tersebut rupanya menurut peneliti ada kaitannya dengan bertambahnya suhu serta penurunan ozon di atmosfer.

Ozon merupakan gas yang ditemukan di lapisan stratosfer bumi yang dapat menyerap radiasi UV dari Matahari.

Namun akibat perubahan iklim, jumlah ozon di atmosfer Bumi kian menurun sejak tahun 1970-an, sehingga radiasi UV menjadi lebih intens.

Akibatnya, tumbuhan dan makhluk hidup lainnya pun terpapar lebih banyak radiasi UV.

Sementara, tanaman membutuhkan sinar matahari untuk tumbuh, namun terlalu banyak radiasi UV dari Matahari justru dapat merusaknya.

Meski mungkin terdengar seperti kabar baik jika tanaman berbunga dapat beradaptasi dengan lingkungan mereka, namun peneliti memperingatkan bahwa perubahan warna ini dapat berdampak besar pada reproduksi tanaman.

Sebab, pigmen pada bunga menjadi alat utama untuk menarik penyerbuk. Pigmentasi bunga tentunya akan membuat tanaman lebih sulit untuk menarik para penyerbuk. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Hadapi Perubahan Iklim, Bunga di Seluruh Dunia Alami Perubahan Warna

Halaman Selanjutnya

#berbagiIDEA

Source : kompas

Editor : iDEA

Latest