IDEAonline.co.id - Masyarakat tradisional tak bisa dilepaskan dari bentuk atap miring, apapun jenis material rangka dan penutup atapnya.
Bentuk atap miring dinilai sesuai dengan kondisi cuaca atau iklim.
Bentuk miring dianggap cocok untuk menyalurkan air hujan agar cepat turun.
Namun, kemajuan teknologi dan perkembangan arsitektur saat ini memunculkan material dan desain inovatif yang dapat mengakomodasi segala keterbatasan yang ada (iklim/cuaca, sempit/luasnya lahan, dan tuntutan efisiensi dalam penempatan suatu elemen bangunan).
Artinya, akan selalu ditemukan solusi.
Contoh mudahnya seperti ini.
Munculnya bentuk atap lengkung adalah sebagai solusi atas kondisi bentang yang semakin jauh.
Baca Juga: Bocor di Dinding, Wuwungan, dan Dak Beton Beda Penanganan, Simak Ini!
Bahkan, karena alasan estetika seorang arsitek dapat menerapkan bentuk ini.
Jadi, tak lagi terikat dengan lingkungan setempat.