Follow Us

Bahayanya Air Kotor Engga Main-main, Ternyata Kini Sudah Ada Alat Penyaringannya, Intip Cara Kerjanya

Fatur Rohman - Senin, 19 Oktober 2020 | 20:53
Ini adalah penyaringan yang sederhanya, hanya untuk menyaring partikel (misalnya air mengandung pasir atau kotoran lain sejenisnya).
sis

Ini adalah penyaringan yang sederhanya, hanya untuk menyaring partikel (misalnya air mengandung pasir atau kotoran lain sejenisnya).

Melihat bahayanya mengonsumsi air kotor ini, maka sangatlah penting kita melakukan penjernihan air untuk kebutuhan sehari-hari.

Alat Penjernihan

Untuk masalah fisik seperti air keruh, sebenarnya penjernihan bisa dilakukan secara sederhana yaitu dengan penyaringan dan pengendapan.

Tapi untuk masalah kimia, penjernihannya sedikit lebih rumit.

Namun kini ada alat penjernihan siap pakai yang bisa dibeli di sentra-sentra bahan bangunan. Untuk penjernihan air bersih, biasanya alatnya berbentuk tabung dari bahan fiber atau stainless steel setinggi kira-kira 1,2 meter.

Alat ini jauh lebih besar dari filter untuk air minum. Alat ini dijual dengan harga yang sangat bervariasi.

Alat ini biasanya diletakkan tidak jauh dari toren, dan memiliki beberapa lubang untuk pipa.

Secara garis besar, cara kerja tabung ini adalah sebagai berikut. Air dari toren dialirkan ke dalam tabung ini melalui pipa.

Di pasaran banyak tersedia tabung penyaring air dalam berbagai merek.
Dok. Air Mas, Kenari Mas Plaza

Di pasaran banyak tersedia tabung penyaring air dalam berbagai merek.

Ke dalam tabung ini dimasukkan apa yang disebut “media”, yang berfungsi menjernihkan air. Setelah itu dari tabung tadi air dialirkan ke penampungan lagi, atau langsung dialirkan ke keran-keran yang ada di rumah.

Baca Juga: Putra Sulung Ahmad Dhani Belum Ada Rencana Menikah Tapi Ingin Beli Rumah, Al Ghazali: Kita Udah Mikirin ke Tahap yang Lebih Serius

Media apa saja yang dimasukkan ke dalam tabung, tergantung masalah airnya. Karena itu, supaya “penyembuhan” ini tepat sasaran, kita harus memeriksakan kondisi air di rumah kita terlebih dulu.

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya

Latest